Suara.com - Semenjak deklarasi akan maju ke pemilihan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendapatkan sejumlah serangan. Tapi, wali kota Bandung ini tetap menghadapinya dengan tenang.
"Sehubungan banyak judul-judul di portal online Islami yang menyudutkan saya. Termasuk yang bertanya: apa sih pembelaan kang RK terhadap agama akang, Islam?" tulis Ridwan Kamil di Facebook.
Ridwan Kamil kemudian memberikan penjelasan panjang lebar mengenai apa saja yang telah dia lakukan selama memimpin Kota Bandung, terutama dari sisi keagamaan.
Di Bandung sebagai pemimpin muslim, katanya, pembelaan Islam itu dalam bentuk menghadirkan situasi agar warga rajin ibadah dan berakhlak baik. Pembelaan Islam yang tetap dalam koridor Pancasilais berkeadilan, yaitu mendorong hal serupa untuk penganut agama lainnya.
Ridwan Kamil menambahkan di Kota Bandung telah dihadirkan:
Pertama, program Maghrib Mengaji di 2000-an masjid. Anak-anak usia SD dan SMP wajib ke masjid untuk tadarus sampai dengan Isya.
"Rp6 miliar dianggarkan untuk kesejahteraan guru mengaji," tulis Ridwan Kamil.
Kedua, mewajibkan program Ayo Bayar Zakat via apps telepon seluler sehingga menaikkan pemasukan zakat ada yang sampai lima kali lipat.
Ketiga, gerakan Salat Subuh Berjamaah di masjid-masjid se-Bandung minimal seminggu sekali. Target anak-anak muda agar kurangi dugem perbanyak salat malam dan Subuh.
Keempat, ulama dan umaro di Bandung sangat kompak. Pengajian sebulan sekali dengan para ulama se-Bandung di rumah dinas pendopo.
"Abis mengaji dibahas masalah-masalah umat antara ulama dan umaro," tulis Ridwan Kamil.
Kelima, tahun ini dibangun lima lantai gedung Pusat Pengkajian Al Quran agar kajian-kajian Al Quran makin berkembang pesat di tatar parahyangan. Agar anak cucu kami adalah generasi Qurani.
Keenam, pembinaan MTQ sangat optimal di Bandung.
"Hasilnya, kami juara enam kali berturut-turut se-Jawa Barat. Qori, qoriah terbaik biasanya kami haji, kan," tulis Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menambahkan tahun 2016 Bandung terpilih sebagai Kota paling Islami menurut survei Maarif Institut karena praktik nilai-nilai ke-madanian Islam dalam keseharian warga.
"Itulah cara saya membela agama saya dalam kapasitas sebagai pemimpin Muslim. Dengan program. Dengan gerakan. Sambil mengedepankan nilai-nilai toleransi, keadilan proporsional dan melindungi ibadah-ibadah non muslim dengan cara yang baik dan Pancasilais," tulis Ridwan Kamil.
April 2017, survei oleh lembaga INSTRAT menunjukkan sebanyak 88,8 persen warga merasa bangga menjadi warga Bandung. 80,2 persen warga merasa bahagia tinggal di Bandung.
"Menuju era Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur," tulis Ridwan Kamil.
"Semoga kita terbiasa berdialog dengan kejernihan pikir bukan kebencian hati gara-gara terimbas ngaheabnya fanas fisan Filkada Jakarta. Membela Islam itu bukan hanya pustang-posting terus seolah merasa paling Islam dan membuli sesama muslim hanya gara-gara beda selera partai. Ada kota lain seperti Bandung? Hatur Nuhun," Ridwan Kamil menambahkan.