Upaya keras pemerintah untuk membenahi dan meningkatkan kondisi perekonomian negara tak lantas meninggalkan pembangunan yang menyentuh sumber daya manusianya. Salah satunya, pemerintah juga mengupayakan kualitas kehidupan beragama masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Hal ini dibuktikan dengan diresmikannya Masjid Raya Jakarta KH. Hasyim Asy'ari pada Sabtu (15/4/2017).
“Masjid Raya ini juga jadi bukti komitmen Pemerintah Pusat dan Pemda DKI Jakarta dalam hargai hak beribadah umat Islam sebagai pilar utama bangsa ini. Dan pemerintah mendukung penuh hak beragama dan beribadah warganya,” ujar Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Menteri Agama Bantah Ada Simbol Salib di Masjid Hasyim Asy'ari
Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare tersebut diberi nama KH. Hasyim Asy'ari. Nama tersebut diambil sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap jasa-jasa KH. Hasyim Asy'ari dalam menyebarkan nilai-nilai agama Islam dan ke-Indonesiaan yang sesuai dengan prinsip Islam yang rahmatan lil alamin.
"Kita tahu Alm. KH. Hasyim Asy'ari adalah pahlawan nasional yang mencintai republik ini dengan sepenuh hati. Beliau telah membuktikan bahwa kecintaan terhadap negeri tak akan terlunturkan komitmennya," ungkapnya.
Selain itu, masjid yang diperkirakan dapat menampung hingga 12.500 jamaah tersebut syarat dengan arsitektur khas Betawi. Setiap tiang yang ada di masjid memiliki ornamen Gigi Balang serta dilengkapi lima menara yang melambangkan Rukun Islam.
"Saya senang masjid ini penuh dengan ornamen-ornamen Betawi. Ini hampir seluruhnya kekhasan karakter betawi itu dimunculkan di masjid raya KH. Hasyim Asy'ari di Jakarta ini," kata Presiden.
Masjid Raya Pertama di DKI Jakarta
Presiden menjelaskan bahwa peletakkan batu pertama pembangunan masjid raya ini dilakukan oleh dirinya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2013. “Karena Jakarta sebelum ini, belum punya masjid raya. Setelah peletakkan batu pertama dimulai dan diselesaikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Dan alhamdulillah saat ini, masjid ini telah selesai 100 persen,” tutur Presiden.
Kepala Negara pun berharap masjid ini bisa menjadi simbol ke-Islaman yang ramah, moderat dan menjadi pilar keberagaman Indonesia.