Suara.com - Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dinilai belum aman, meski hampir seluruh hasil survei menunjukkan keunggulan mereka sejauh ini atas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, jelang momen penentuan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
"Kemenangan pasangan Anies-Sandi di hampir semua survei belum bisa memastikan pasangan itu bakal memenangi Pilkada DKI Jakarta," kata Direktur Eksekutif Sinergi Data Indonesia (SDI), Barkah Pattimahu, di Jakarta, Jumat (14/4/2017).
SDI sendiri menurut Barkah, awal April 2017 juga merilis hasil survei Pilkada DKI Jakarta yang menempatkan pasangan Anies-Sandi di posisi atas. Anies-Sandi di situ tercatat meraih 49,20 persen suara, mengungguli Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang hanya meraih 42,20 persen.
Menurut Barkah lagi, swing voters bisa mempengaruhi hasil akhir Pilkada, bahkan membalik kedudukan perolehan suara para calon. Dalam hal ini, ia mencontohkan Pilkada DKI Jakarta 2012. di mana ketika itu nyaris seluruh lembaga survei menjagokan pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang bakal menang, tetapi yang akhirnya menang adalah Joko Widodo-Ahok.
"Hasil survei yang dirilis oleh hampir seluruh lembaga survei (saat itu) meleset. Fauzi Bowo-Nachrowi gagal mempertahankan jabatannya, kalah oleh pasangan Jokowi-Ahok," kata dia.
Ketika putaran pertama Pilkada DKI kali ini, kata Barkah lagi, banyak pula yang sudah memprediksi pasangan Anies-Sandi akan kandas. Namun ternyata mereka justru lolos.
Sementara, terkait dengan pasangan Ahok-Djarot, Barkah menyatakan bahwa elektabilitas pasangan itu cenderung naik. Persidangan kasus penistaan agama yang menghadirkan saksi meringankan bagi Ahok dinilainya justru memberi pengaruh positif. [Antara]