Bupati Wonogiri kepada Perantau di Jakarta: Ayo Dukung Nomor Dua!

Sabtu, 15 April 2017 | 04:41 WIB
Bupati Wonogiri kepada Perantau di Jakarta: Ayo Dukung Nomor Dua!
Cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, saat diarak Sisingaan dalam Deklarasi Paguyuban Subang untuk Ahok-Djarot di Jalan Talang, Jakarta Pusat, Sabtu (8/4/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengajak warga perantau Wonogiri di Jakarta untuk ikut mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta. Dia antara lain beralasan bahwa Djarot adalah sosok paling tepat di garda depan dalam menjaga kebhinnekaan di Jakarta.

"Saya bupati dari tukang jamu. Mari sedulur dari Wonogiri yang merantau di Jakarta, kita dukung pasangan nomor urut dua," ucap Joko, saat menyaksikan hiburan wayang kulit lakon Bratasena Unggul dengan dalang Ki Warseno Slank, di Lapangan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Jumat (14/4/2017) malam.

Acara wayang kulit yang diprakarsai Dulure Djarot ini merupakan salah satu dari rangkaian Gebyar Wayang Kulit 2017, setelah sebelumnya juga digelar wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono di Lapangan Parkir DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Gebyar wayang kulit ini dihadiri antara lain oleh pelawak Yati Pesek sebagai bintang tamu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Perwakilan Dulure Djarot Bimo Putranto, serta sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai wilayah di Jakarta.

Joko Sutopo mengatakan, acara Gebyar Wayang Kulit 2017 ini sendiri adalah bukti konkret dari upaya melestarikan budaya wayang kulit sebagai bagian dari budaya bangsa.

"Dan ini telah menjadi komitmen pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta," kata Joko Sutopo.

Ia juga menegaskan bahwa kebhinnekaan dan perbedaan adalah kekayaan bangsa Indonesia. Keberagaman, kata Joko, tak bisa dibuat menjadi kesamaan, namun keberagaman bisa disatukan dalam wadah negara kesatuan.

"Sudah menjadi takdir dari Allah SWT bahwa Indonesia ini negara yang beragam, namun tetap dalam kesatuan. Beda suku adalah kekayaan bangsa, tak bisa dipaksakan untuk menjadi satu suku. Yang harus dibangun adalah Bhinneka Tunggal Ika. Wayang adalah salah satu wahana membangun kebhinnekaan itu," jelasnya.

Sementara itu, Dulure Djarot yang diwakili Bimo Putranto mengatakan, wayang kulit adalah sarana untuk memperkuat kebhinnekaan, juga untuk memperkuat persatuan. Apalagi lantaran dalam Pilkada DKI ini banyak kekhawatiran akan munculnya perpecahan.

"Kami dari Dulure Djarot ingin mengusung yang namanya pilkada damai, dan wayang kulit adalah pemersatu bangsa dan penjaga kebhinnekaan. Maka, pilih Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 19 April nanti," ujarnya.

Dalam pewayangan, sosok Brotoseno atau Werkudara atau yang populer dengan nama Bima, menggambarkan figur pemberani dan jujur. Meski tidak bisa menggunakan bahasa halus, tetapi Brotoseno digambarkan sebagai sosok pekerja keras dan lurus laku hidupnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI