Polres Jakarta Selatan Bantah Ada Pengusiran Djarot di Masjid

Jum'at, 14 April 2017 | 20:42 WIB
Polres Jakarta Selatan Bantah Ada Pengusiran Djarot di Masjid
Masjid Jami Al-Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan mengakui, sudah mengklarifikasi dugaan pengusiran Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat oleh jemaah Masjid Jami Al-Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017).

"Saya sudah klarifikasi. Jadi, ceritanya, Pak Djarot salat Jumat di sana, dan tidak ada masalah. Sampai selesai salat juga tidak ada masalah. Ya kan, anggota kami juga ada di sana, begitu," kata Iwan, Jumat sore.

Iwan menuturkan, seusai Djarot meninggalkan Masjid Jami Al-Atiq, ada sejumlah peserta salat Jumat yang meneriakkan kata-kata “pilih nomor tiga”. Tapi, tak ada yang berteriak mengusir Djarot.

Baca Juga: Tembus Macet, Gracia Indri Ikut Misa Kamis Putih Tanpa David NOAH

"Cuma, saat pulang, Pak Djarot disalami oleh masyarakat. Dia juga disetop oleh wartawan. Nah, dari dalam masjid ada yang teriak-teriak, 'pilih nomor 3, pilih nomor 3'. Itu saja yang ada di lapangan," ujar Iwan.

Sebelumnya, seusai menghadiri acara di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Djarot menceritakan kejadian tersebut kepada wartawan.

"Gini, itu bukan diusir. Waktu saya datang situasi kondusif, mereka salaman-salaman, foto-foto, saya menunaikan ibadah salat Jumat di sana. Kemudian di sana takmir menyampaikan macam-macamlah," ujar Djarot.

Seusai membacakan laporan keuangan masjid, pesan yang disampaikan takmir mendadak berubah provokatif.

Djarot mengatakan takmir menyebut jika orang Islam memilih pemimpin tak seiman, maka mereka masuk golongan munafik.

Baca Juga: Panitia Klaim 'Tamasya Al Maidah' Bukan untuk Makar

"Takmir kan biasanya sebelum adzan laporan keuangan, membacakan agenda, dan sebagainya ya, setelah itu menyebutkan kalimat-kalimat seperti itu," kata Djarot.

Djarot sangat menyayangkan sikap pengurus masjid itu.

"Kalau menurut saya bolehlah, tapi apakah baik masjid digunakan untuk hal-hal seperti itu? Apakah diperbolehkan mempolitisasi masjid dengan cara seperti itu?" kata Djarot.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI