Tak Mampu Sewa Ambulans, Aspin Sembunyikan Jenazah Bayinya di Tas

"Kalau aku nangis, nanti sopir travel itu curiga. Tapi, aku sempat menangis diam-diam, tak bersuara. Aku peluk dia dan minta maaf."
"Kalau diletakkan di bagasi, kuenya akan hancur bang,” kata Aspin menirukan alasannya yang dibuat-buat saat itu.
Lima jam Aspin terus mendekap tas berisi jenazah bayinya tersebut. Ia mengakui, sebenarnya ingin menangis sekeras-kerasnya karena tak bisa membawa secara layak buah hatinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Tapi Aspin takut, jika menangis, maka sang sopir dan penumpang lain akan curiga. Alhasil, selama perjalanan, ia harus sekuat-kuat tenaganya menahan tangis. Si kerabat yang juga sedih, terus berupaya menguatkan Aspin yang tengah mendekap si bayi.
Akhirnya, perjuangan Aspin berhasil. Ia mampu sampai ke kampung dan memakamkam bayi mungilnya.
Baca Juga: Lupakan Rendang, Ini 7 Kuliner Khas Bengkulu yang Lebih Menggoda Lidah
"Sewaktu di perjalanan itu, aku sebenarnya sempat menangis diam-diam, tak bersuara. Aku peluk dia dan minta maaf.”