Kasus calon wakil gubernur Jakarta petahana Djarot Saiful Hidayat diusir usai salat di Masjid Al Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017), menjadi perhatian serius tim sukses. Peristiwa tersebut tetap terjadi meski sudah diwanti-wanti jangan menciderai pilkada Jakarta periode 2017-2022 dengan aksi-aksi tak terpuji.
"Saya menyayangkan sampai detik-detik terakhir jelang akhir kampanye isu SARA masih saja berkembang," ujar juru bicara tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot, Raja Juli Antoni, kepada Saura.com, Jumat (14/4/2017).
Raja Juli curiga kelompok yang melakukan perbuatan tak menyenangkan terhadap Djarot merupakan pendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Sampai detik ini saya belum membaca pernyataan dari Anies-Sandi atau timnya, padahal mereka (yang diduga mengusir) adalah pendukung Anies-Sandi," kata Raja Juli.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia meminta Anies dan Sandiaga meminta pendukungnya untuk menghentikan aksi dengan mengangkat isu bernuansa agama.
"Ini momentum baik bagi Anies-Sandi untuk menertibkan para pendukungnya agar tidak menggunakan isu SARA lagi dalam kampanye, sehingga mereka akan terlihat konsisten dengan klaim mereka sebagai paslon pro kebhinnekaan," kata Raja Juli.
Meskipun diusir, Djarot tidak emosional menanggapinya.
"Saya nggak apa-apa. Begitu pulang, berdoa, salaman-salaman kita. Ada yang foto-foto. Pas saya jalan keluar mau meninggalkan masjid itu baru teriak-teriak pakai michrophone lagi. Aku pikir ya sudah jalan saja," kata Djarot.
"Saya menyayangkan sampai detik-detik terakhir jelang akhir kampanye isu SARA masih saja berkembang," ujar juru bicara tim sukses Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot, Raja Juli Antoni, kepada Saura.com, Jumat (14/4/2017).
Raja Juli curiga kelompok yang melakukan perbuatan tak menyenangkan terhadap Djarot merupakan pendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Sampai detik ini saya belum membaca pernyataan dari Anies-Sandi atau timnya, padahal mereka (yang diduga mengusir) adalah pendukung Anies-Sandi," kata Raja Juli.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia meminta Anies dan Sandiaga meminta pendukungnya untuk menghentikan aksi dengan mengangkat isu bernuansa agama.
"Ini momentum baik bagi Anies-Sandi untuk menertibkan para pendukungnya agar tidak menggunakan isu SARA lagi dalam kampanye, sehingga mereka akan terlihat konsisten dengan klaim mereka sebagai paslon pro kebhinnekaan," kata Raja Juli.
Meskipun diusir, Djarot tidak emosional menanggapinya.
"Saya nggak apa-apa. Begitu pulang, berdoa, salaman-salaman kita. Ada yang foto-foto. Pas saya jalan keluar mau meninggalkan masjid itu baru teriak-teriak pakai michrophone lagi. Aku pikir ya sudah jalan saja," kata Djarot.