Banyaknya tokoh dan seniman serta budayawan yang terlibat dalam kegiatan ini, juga menjadi bukti bahwa Chairil Anwar sangat dicintai sampai saat ini seperti Taufiq Ismail, Iman Sholeh, Joserizal Manua, Upita Agustin, Iyut Fitra, dan Fadli Zon.
Para tokoh seniman itu membacakan berbagai puisi karya Chairil Anwar setelah acara peresmian dan konser mini "Shalawat" dari Maestro Biola Indonesia, Idris Sardi, yang kini menjadi almarhum.
Direktur Rumah Budaya Fadli Zon saat itu, Elvia Desita menyebutkan, Rumah Budaya tersebut diresmikan pada tanggal 4 Juni 2011 dan keberadaan bangunannya mengandung nilai sejarah serta menarik banyak perhatian berbagai kalangan dan menambah koleksi bangunan bersejarah di Minangkabau.
"Di Rumah Budaya Fadli Zon terdapat setidaknya lebih dari 100 keris Minangkabau yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Sumatera Barat selama bertahun-tahun. Koleksi keris ini juga diresmikan keberadaannya di Rumah Budaya pada Minggu, 21 Mei 2011," ujarnya.
Baca Juga: Puncak Macet, Polisi Sarankan Jangan Lewat Jalur Alternatif
Si Binatang Jalang
Sosok Chairil Anwar Situs Wikipedia mencatat bahwa Chairil Anwar adalah seniman Indonesia yang lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun.
Ia dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" dikutip dari hasil karyanya yang berjudul Aku.
Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, di mana ia mulai menggeluti dunia sastra.
Baca Juga: Libur Panjang, Jalur Puncak Padat Merayap
Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.