Pada kesempatan itu, Romo Kurnia juga mengajak umat merenungkan tentang peristiwa penyaliban Yesus yang disebutnya sebagai mencengangkan tersebut.
"Jumat Agung membuat banyak orang tercengang, tertegun. Peristiwa itu sungguh-sungguh menyatakan bahwa Tuhan penuh kasih dan kita diajak untuk dekat dengan Tuhan dan bersatu dengan Tuhan. Kita diajak memandang wajah Tuhan yang penuh kerahiman," ujarnya.
Di sepanjang rute prosesi selama sekitar dua jam, mulai pukul 08.00 WIB tersebut, mereka juga mendaraskan doa-doa dan mengindungkan lagu-lagu rohani Katolik bertema jalan salib. Kreator jalan salib umat setempat yang juga seniman Andreas Susanto mengatakan latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat setempat yang umumnya sebagai petani menginspirasi pengemasan prosesi jalan salib Jumat Agung oleh umat setempat.
"Petani dengan beban hidup yang berat, tetap berkarya, dan menolong sesama. Peristiwa jalan salib juga memberi makna tentang pentingnya keterlibatan setiap orang untuk menolong sesamanya, meringankan beban yang lain, meski kita sendiri juga menghadapi jalan hidup yang berat," katanya. (Antara)
Baca Juga: Paskah di Papua: Jangan Balas Kejahatan Orang Lain