Mengintip Cerita Jalan Salib di Gunung Merapi

Jum'at, 14 April 2017 | 12:59 WIB
Mengintip Cerita Jalan Salib di Gunung Merapi
Gunung Merapi. [Antara/Noveradika]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Umat Katolik di wilayah Lor Senowo, Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar prosesi doa jalan salib di areal penambangan material pasir dan batu Gunung Merapi, Jumat (14/4/2017).

Prosesi yang terkesan semarak untuk memperingati wafat Yesus pada Jumat Agung tersebut dipimpin rohaniwan Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Romo Antonius Abas Kurnia Andrianto. Umat yang umumnya peguyuban Orang Muda Katolik (OMK) setempat tersebut, antara lain mengenakan caping, berpakaian adat Jawa, dan membawa sejumlah properti dari bambu, belarak, boneka dari jerami yang mereka kenal sebagai sosok bancak-doyok.

Bambu ukuran sekitar 1,5 dibentuk menjadi salib dan dipanggul sejumlah umat. Sejumlah umat lainnya menggendong properti boneka bancak-doyok. Di beberapa tempat di sepanjang rute prosesi di alur Kali Senowo juga dipasangi sejumlah properti dari belarak dan boneka bancak-doyok.

Romo Kurnia menjelaskan prosesi yang semarak dilakukan umat itu untuk mengenangkan peristiwa iman umat Katolik terkait dengan wafat Yesus Kristus melalui jalan penyaliban. Dalam tradisi gereja, peristiwa tersebut dikenal sebagai Jumat Agung.

Baca Juga: Paskah di Papua: Jangan Balas Kejahatan Orang Lain

Prosesi sejauh sekitar dua kilometer itu dimulai dari bangunan terbuka bernama Gubug Selo Merapi (GSPi) di Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, melewati pematang sawah dan areal pertanian sayuran, kemudian menyusuri alur Kali Senowo yang menjadi tempat penambangan pasir dan batu, sisa banjir lahar hujan dari Gunung Merapi yang melalui tempat itu.

Mereka juga melewati bagian bawah jembatan gantung yang sedang dibangun di alur sungai tersebut. Jembatan itu menghubungkan Dusun Grogol dan Tutup Ngisor.

Sejumlah penambang, baik dengan menggunakan alat berat atau eskavator maupun secara manual, dengan sejumlah truk pengangkut batu dan pasir di Kali Senowo, terlihat tetap beraktivitas selama umat setempat melakukan prosesi jalan salib.

Di salah satu perhentian dalam prosesi jalan salib yang menceritakan Simon dari Kirine membantu Yesus memanggul salib, Romo Kurnia mengajak umat untuk merenungkan tentang pentingnya kehadiran umat dalam kehidupan sehari-hari.

Perhentian umat dalam prosesi itu bertepatan di areal penambangan material Gunung Merapi di Kali Senowo, setelah mereka melewati pematang sawah dengan padi yang sedang menguning.

Baca Juga: Inilah Pesan Ketua DPR Pada Peringatan Paskah

"Bantuan terkadang berupa kehadiran. Simor hadir bersama Yesus, Tuhan hadir dalam hidup kita sehari-hari, dalam segala beban. Spiritualiss kehadiran kita bangun, mungkin tidak banyak hal kita buat, tidak banyak hal bisa kita ubah, tetapi hadir itu menguatkan. Gereja hadir dalam masyarakat, gereja hidup di situ. Kita diajak untuk hadir dalam saudara-saudara yang kecil, lemah, dan berbeban," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI