Suara.com - Presiden Suriah Bashar al-Assad akhirnya buka suara soal serangan senjata kimia pasukan pemerintah kepada warganya sendiri. Menurut Assad, serangan senjata kimia hanya fitnah agar Amerika Serikat punya alasan untuk melakukan serangan militer ke Suriah.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan AFP di Damaskus - wawancara eksklusif perdananya sejak serangan senjata kimia 4 April lalu - Assad mengatakan bahwa pasukannya sudah menyerahkan seluruh senjata kimianya untuk dimusnahkan dalam rangkaian proses penghancuran senjata kimia Suriah berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 2118 tanggal 27 September 2013.
“Jelas sekali, 100 persen bagi kami, itu adalah rekayasa,” kata Assad dalam wawancara Rabu (12/4/2017).
Assad bahkan tak segan-segan menuduh Amerika Serikat bekerjasama secara diam-diam dengan teroris.
“Pendapat kami adalah bahwa negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, bekerjasama dengan para teroris. Mereka merekayasa seluruh cerita ini untuk mendapatkan alasan melakukan serangan,” sambungnya.
Para pemimpin negara Barat termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh Assad sebagai dalang serangan senjata kimia di kawasan Khan Sheikhun, yang dikuasai pemberontak. Trump menuduh pasukan Assad menjatuhkan senjata kimia lewat serangan udara.
Insiden tersebut menewaskan 87 orang termasuk banyak anak-anak. Sejumlah foto yang memperlihatkan korban tewas dan luka memicu kemarahan masyarakat dunia.
Suriah membantah melakukan serangan kimia, sementara Rusia - sekutu dekat Suriah - mengatakan bahwa insiden itu terjadi saat serangan udara menghantam gudang senjata yang berisi “zat beracun”.
Badan pengawas senjata kimia internasional mengatakan, sejumlah pakarnya telah menganalisis informasi yang tersedia dan hasilnya bahwa serangan senjata kimia tersebut benar adanya.
Video palsu
Dalam wawancara dengan AFP, Assad tak yakin apakah serangan di Khan Sheikhun benar-benar telah terjadi. Ia menyebut video soal korban serangan kimia yang beredar sebagai video palsu.
“Anda tahu sekarang banyak beredar video palsu,” katanya.
“Kita tidak tahu apakah mayat anak-anak itu benar-benar terbunuh di Khan Sheikhun,” imbuhnya.
Assad menegaskan kembali pasukannya sudah menyerahkan seluruh senjata kimia pada tahun 2013, melalui kesepakatan yang dimediasi Rusia, untuk mencegah aksi militer AS.
“Tidak ada perintah untuk melakukan serangan, kami tidak memiliki senjata kimia, kami sudah memberikan seluruh senjata (kimia) kami beberapa tahun lalu,” ujar Assad.
Menyusul gempuran puluhan rudal Tomahawk AS yang melanda salah satu pangkalan militernya, Assad mengatakan kekuatan militer negaranya tidak berkurang hanya karena serangan tersebut.
“Kekuatan militer kami, kemampuan kami untuk menyerang teroris tidak terpengaruh oleh serangan (AS) ini,” ujar Assad. (AFP)
Assad: Serangan Kimia Rekayasa, Agar AS Bisa Serang Kami
Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 14 April 2017 | 07:00 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Gempur Palmyra, Rudal Israel Tewaskan 36 Orang di Suriah
21 November 2024 | 15:47 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI