AS Jatuhkan "Biangnya Bom" di Markas ISIS Afghanistan

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 14 April 2017 | 06:30 WIB
AS Jatuhkan "Biangnya Bom" di Markas ISIS Afghanistan
Bom MOAB (Biangnya Bom) milik AS. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Militer Amerika Serikat menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam sejarah pertempuran ke sebuah tempat yang disinyalir markas ISIS di Afghanistan, demikian disampaikan Pentagon, Kamis (13/4/2017). Presiden AS Donald Trump menyatakan misi tersebut amat sukses.

Bom yang dijatuhkan AS merupakan jenis GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast (MOAB) atau yang lebih dikenal dengan julukan “Mother of All Bombs” (biangnya bom). Bom tersebut menghantam sebuah rangkaian terowongan di Distrik Achin, Provinsi Nangargar, demikian disebutkan dalam pernyataan yang dikeluarkan satuan pasukan AS di Afghanistan.

Serangan dilakukan pada pukul 19.32 waktu setempat.

“GBU-43/B adalah bom non-nuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran,” kata juru bicara pasukan AS Kolonel Pat Ryder.

Sementara itu, juru bicara Pentagon Adam Stump mengatakan, bom tersebut diangkut dengan sebuah pesawat transport jenis MC-130. Jenderal John Nicholson yang memimpin pasukan AS di Afghanistan mengatakan bahwa bom tersebut merupakan amunisi tepat untuk menggempur ISIS.

“Sebuah ISIS-K (kelompok yang berafiliasi dengan ISIS) telah dibentuk, mereka menggunakan IED (improvised explosive device), bunker dan terowongan untuk mempertebal pertahanan mereka,” kata Nicholson.

Bom MOAB dikembangkan pada tahun 2002 hingga 2003 bersamaan dengan masa invasi AS ke Irak.

Nangarhar, daerah yang berbatasan langsung dengan Pakistan, merupakan pusat militansi ISIS. Pasukan AS sudah berulang kali melancarkan serangan udara kepada anggota ISIS yang berada di daerah tersebut sejak bulan Agustus tahun lalu.

Kekuatan ISIS di Afghanistan telah berkurang menjadi hanya sekitar 600 hingga 800 personel setelah sebelumnya mencapai 3.000 orang, demikian dikatakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). NATO juga memastikan pihaknya telah membunuh 12 komandan tinggi ISIS di negara tersebut. (AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI