DPR: Sidang Ahok Ditunda Cuma karena Masalah Mesin Ketik?

Rabu, 12 April 2017 | 15:26 WIB
DPR: Sidang Ahok Ditunda Cuma karena Masalah Mesin Ketik?
Suasana persidangan kasus penodaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Ruang Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (29/3/2017). [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Alhabsyi menyindir alasan penundaan sidang penodaan agama oleh terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sedianya digelar, Selasa (11/4/2017) kemarin.

Sidang tersebut, ditunda atas permintaan jaksa penuntut umum (JPU) yang mengakui belum merampungkan pengetikan berkas tuntutan kepada Ahok.

"Saya agak kaget, apa begitu tipologi JPU di Republik Indonesia? Cuma gara-gara mesin ketik. Kalau kurang tenaga, Pak Benny (Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman) bisa bantu soal anggaran. Masak buat ngetik saja tidak ada," kata Aboe Bakar dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Jaksa Agung M Prasetyo, Rabu (12/4).

Baca Juga: Ungkap Kasus Novel, Polri Bentuk Tim Gabungan, Bekerja 1x24 Jam

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyindir pelaksanaan sidang tunda kasus tersebut, yakni sehari setelah pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI, persisnya Kami (20/4) pekan depan.

"Kalau soal perubahan tanggal, mau itu tanggal 20, hari baik kali lah ya, pas hari pernikahan anak saya,  ha-ha-ha. Doanya saja ya. Ha-ha-ha. Jadi apakah itu hari baik, tanggal 20?" tanya Aboe Bakar.

Menurutnya, apa pun hasil sidang asus itu tidak akan mengganggu pelaksanaan putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI.

"Sebentar lagi kita ada gubernur baru, dassshhh, apakah itu Ahok atau Anies buat kami tidak masalah, tidak ada urusan," ujarnya.

Dalam rapat kerja ini, Jaksa Agung M Prasetyo mengatakan penundaan sidang Ahok bukan karena intimidasi dan tekanan politik.

Baca Juga: LBH Jakarta: Rumah DP 0 Persen Anies-Sandi Tak Layak

"Kalaupun ada yang mempertanyakan dan mempermasalahkannya, rasanya tidak ada tekanan, intimidasi, masalah politis, atau apa pun, selain semata karena masalah teknis dan yuridis," kata Prasetyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI