Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Peradilan Bersih Jawa Timur mengutuk penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan, Selasa (11/4/2017).
Kasus tersebut dinilai membuktikan kalau agenda pemberantasan korupsi selalu dihantui teror. Teror tersebut bertujuan untuk membungkam kebenaran.
Koalisi meyakini Novel diserang secara barbar berkaitan dengan kasus korupsi yang sedang ditangani penyidik KPK.
Novel merupakan penyidik utama KPK. Dia terlibat dalam menangani skandal-skandal besar, di antaranya proyek e- KTP dan simulator SIM. Kasus tersebut melibatkan tidak hanya orang sipil, melainkan juga orang-orang berpengaruh di eksekutif dan legislatif.
Koalisi menyampaikan sikap, pertama, penyerangan tersebut merupakan tindakan pengecut.
Kedua, Presiden Joko Widodo harus turun tangan untuk memimpin pemberantasan korupsi, termasuk untuk mengusut kasus Novel.
Ketiga, Polri harus segera mengusut tuntas pelaku beserta aktor intelektual di balik penyerangan terhadap Novel.
Keempat, penyidik, penyelidik, jaksa, dan pegawai KPK harus dilindungi.
Kelima, pemerintah seyogyanya bersatu padu untuk melindungi agenda pemberantasan korupsi, khususnya melindungi KPK dari berbagai upaya pelemahan seperti, kriminalisasi, revisi UU KPK, dan kekerasan yang kerap menimpa KPK.
Keenam, mengajak civitas akademika dan seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam melawan korupsi, melawan berbagai bentuk aksi teror dan terus mendukung KPK menuntaskan penanganan perkara korupsi.