Suara.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan mengungkapkan, penyerangan memakai air keras yang menimpa saudara sepupunya, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, bukanlah teror pertama.
Dalam catatan Anies, penyiraman air keras itu adalah kali kelima teror terhadap Novel selama yang bersangkutan menjadi penyidik KPK.
"Kali pertama dia diteror adalah, saat dia hendak ditabrak sepeda motor oleh pendukung tersangka korupsi yang hendak ditangkapnya," kata Anies seusai menjenguk Novel di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Teror kedua, lanjut Anies, tatkala Novel dihadang seorang perwira polisi yang berpangkat lebih tinggi saat melakukan penggeledahan di markas Korlantas, Juli 2012. Teror ketiga, terjadi saat Novel sempat dijadikan tersangka kasus penganiayaan di Bengkulu.
Baca Juga: Novel Diteror, Abraham Samad: Cara Biadab Bungkam Kebenaran!
"Keempat, mobilnya ditabrak orang tak dikenal. Terakhir, kelima, yang terjadi hari ini, yakni disiram air keras,” tuturnya.
Untuk diketahui, Novel kekinian dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebab, seusai salat Subuh, Selasa pagi, wajahnya disiram air keras oleh dua orang misterius.
Anies berharap aparat kepolisian serius menangani kasus tersebut. Bukan saja pelaku yang harus ditangkap, tapi juga aktor intelektual dari kejadian tersebut.
"Karena sangat ini penting sekali bagi masyarakat luas untuk yakin bahwa di Indonesia ada kepastian hukum," tuturnya.
Menurut Anies, Novel dan kawan-kawannya adalah penegak hukum yang harus dilindungi, sama seperti polisi dan jaksa.
Baca Juga: Mantan Pemimpin KPK: Penyerang Novel Baswedan adalah Teroris!
"Kami berharap kepada pemerintah all out mencari tahu siapa (aktor di balik kasus Novel). Proses hukum dijalankan. Ini yang akan membuat kita percaya diri bahwa di Indonesia hukum telah tegak," tandasnya.