Suara.com - Tak lama setelah iklan kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat diprotes sejumlah tokoh masyarakat karena dianggap memojokkan umat, muncul hastag #IklanAhokJahat di Twitter, dini hari tadi.
Hastag tersebut sampai menjadi trending topic untuk zona Indonesia, bahkan dari hari Senin (10/4/2017), sampai Selasa (11/4/2017) pukul 03.06 WIB. Tanda tersebut tak hanya dipakai oleh warganet yang kontra, warganet yang pro juga memakainya.
"#IklanAhokJahat bikinlah iklan semau kalian, Anies Sandi yg akan jadi pemimpin di DKI," tulis netizen.
Sebagian netizen yang kecewa dengan iklan tersebut lantas mengait-ngaitkanya dengan isu SARA.
"#IklanAhokJahat semoga pribumi yg berada di pihak sana bisa sadar melihat iklan itu dan berubah pikiran utk tdk memilih dia," netizen yang lain menambahkan.
Sebagian warganet menganggap konten iklan tersebut mengecewakan, apalagi muncul menjelang pelaksanaan pilkada.
"Iklannya aja jahat, apalagi kelakuannya jika berkuasa kembali ? #IklanAhokJahat," tulis netizen.
Ahok dan Djarot sebenarnya membuat video tersebut sebagai cara untuk mengajak warga untuk sama-sama menjaga kebhinnekaan. VIdeo iklan tersebut menggambarkan demonstrasi dan aksi penyisiran yang dilakukan massa yang mengenakan peci.
Kalangan yang kontra dengan iklan tersebut mendesak KPUD Bawaslu segera menarik dari peredaran.
Pendakwah Abdullah Gymnastiar juga ikut memprotes iklan tersebut.