Menurutnya dari adu mulut tersebut, secara spontan Danu melakukan penamparan terhadap dirinya. Kata dia, Danu juga tidak menggubris ketika dirinya mengancam akan melaporkan soal insiden penamparan tersebut.
"Ketika dia menampar saya, 'saya bilang eh kamu menampar saya, saya akan laporkan. Silahkan," kata Yanti menirukan adu mulut dengan Danu.
Dia juga mengaku terkejut atas tindakan penganiayaan yang dilakukan terhadap Danu. Dia menanggap perbuatan yang dilakukan anggota polisi hanya untuk membungkam kebebasan berpendapat yang disampaikan buruh.
"Saya cukup kaget, karena itu keras ya. Tapi kalau divisum tak ada bekas ya. Itu teror ya tidak etis buat Kasat Intelkam," katanya.
Meski demikan, kata dia ketika itu Danu berdalih tidak menampar dirinya.
"Kemudian mana saya ada tampar, saya tidak ada tampar kamu, saya hanya mengalangin mulut kamu muncratan ludah kamu. Karena saya kan terus nyerocos," kata Yanti.
Tapi, kata Yanti banyak saksi yang melihat ketika dirinya ditampar oleh Danu. Bahkan, menurutnya banyak anak-anak kecil yang melihat peristiwa penamparan yang dialami dirinya.
"Bunyi dan keras, kawan-kawan yanh berapa senti mendengar. Anak-anak kecil yang dibawa anggota saya panik. Polisinya jahat ya main tampar saja," kata dia.
Laporan yang dibuat Yanti tidak langsung diterima. Penyidik Propam Polda Metro Jaya meminta agar dirinya kembali untuk melengkapi bukti-bukti soal kasus penganiayaan termasuk video yang merekam kejadian tersebut.
"Dalam satu-dua hari akan kami lengkapi itu, termasuk dua anggota saya, satu yang merekam video, satu yang melihat karena persis di samping saya," katanya.