Suara.com - Gubernur Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai solusi mengantisipasi trrulangnya kasus perampokan beserta penyanderaan di dalam angkutan kota (angkot) ibu kota adalah mengatur sistem. Salah satunya adalah angkot harus di bawah manajemen PT. Transportasi Jakarta.
Setelah transportasi umum ibu kota di bawah pengelolaan Transjakarta, Ahok memastikan penumpang akan merasakan lebih nyaman. Sebab, seluruh bus Transjakarta saat ini dilengkapi kamera CCTV.
"Harus gabung sama Transjakarta. Jadi keamanan bisa kita atur," kata Ahok usai menghadiri acara di kawasan Buncit, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2017).
Sebelumnya, wakil gubernur nonaktif DKI Djarot Saiful Hidayat menyayangkan peristiwa perampokan beserta penyanderaan masih terjadi di dalam angkot.
Baca Juga: Ahok: Biar Aman, Seluruh Angkot Harus Gabung TransJakarta
"Transportasi di Jakarta ke depan akan dikelola secara tunggal. Semua di bawah satu manajemen yang terkoordinasi, termasuk di angkot," ujar Djarot seusai kampanye di kawasan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Rencana itu ia ungkapkan sebagai respons terhadap aksi Hermawan (28), pelaku penyanderaan Risma Oktaviani dan balitanya di dalam angkutan kota KWK T 25 rute Rawamangun-Pulogadung, Minggu (9/4/2017).
Djarot menjelaskan, pemprov sementara ini telah bekerjasama dengan Kopaja dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Mereka dijadikan sebagai transportasi pengumpan bagi bus TransJakarta.
"Ketika bergabung dengan TransJakarta, Kopaja dipasangkan CCTV supaya terlacak dan terpantau. Ini untuk menjamin keamanan penumpang,” tuturnya.
Djarot menuturkan, menyatukan seluruh mode transportasi umum bukan berarti sebagaipraktik monopoli dan menghilangkan angkutan umum yang lama.
Baca Juga: Solusi Djarot agar Penyanderaan Penumpang di Angkot Tak Terulang
"Bukan ingin memonopoli transportasi, tapi tujuan kami adalah memberikan pelayanan yang nyaman, aman, cepat, dan tepat bagi pengguna," tandasnya.