Suara.com - Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan, sudah menyiapkan solusi agar beragam kasus kriminal tak lagi terjadi dalam angkutan kota (angkot).
Solusi itu berkaitan dengan peristiwa penyanderaan seorang ibu dan balitanya oleh residivis didalam angota KWK T 25 rute Rawamangun-Pulogadung, Minggu (9/4/2017).
”Salah satu solusinya adalah, seluruh angkot harus berada di bawah manajemen PT Transportasi Jakarta. Harus bergabung dengan Transjakarta. Jadi keamanan bisa kami atur," kata Ahok seusai menghadiri acara di kawasan Buncit, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2017).
Sebelumnya, wakil gubernur nonaktif DKI Djarot Saiful Hidayat menyayangkan peristiwa perampokan beserta penyanderaan masih terjadi di dalam angkot.
Baca Juga: Djarot Ogah Meladeni Tudingan Sandiaga Uno soal Politik Uang
"Transportasi di Jakarta ke depan akan dikelola secara tunggal. Semua di bawah satu manajemen yang terkoordinasi, termasuk di angkot," ujar Djarot seusai kampanye di kawasan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Djarot menjelaskan, pemprov sementara ini telah bekerjasama dengan Kopaja dan Koperasi Wahana Kalpika (KWK). Mereka dijadikan sebagai transportasi pengumpan bagi bus TransJakarta.
"Ketika bergabung dengan TransJakarta, Kopaja dipasangkan CCTV supaya terlacak dan terpantau. Ini untuk menjamin keamanan penumpang,” tuturnya.
Djarot menuturkan, menyatukan seluruh mode transportasi umum bukan berarti sebagaipraktik monopoli dan menghilangkan angkutan umum yang lama.
"Bukan ingin memonopoli transportasi, tapi tujuan kami adalah memberikan pelayanan yang nyaman, aman, cepat, dan tepat bagi pengguna," tandasnya.
Baca Juga: Ramalan Ridwan Saidi: Rezim ini Akan Segera Mati!