Suara.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno mempertanyakan program skema hunian yang ditawarkan pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
Pasalnya, program yang ditawarkan pasangan kandidat nomor urut dua itu baru dikampanyekan menjelang hari pencoblosan putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 19 April 2017.
Padahal, tuding pasangan cagub Anies Baswedan itu, pasangan petahana itu sudah hampir lima tahun memimpin Jakarta tapi tak pernah menggodo program serupa.
Baca Juga: Politikus PKS Dibekuk Densus 88, DPR Minta Klarifikasi Kapolri
"Waktu (peluncuran tawaran program skema hunian) dan motivasinya perlu dipertanyakan. Apakah ini hanya untuk kampanye guna menarik suara yang berbondong-bondong pindah ke nomor tiga (Anies-Sandi), karena kami punya program rumah DP nol rupiah," kata Sandiaga seusai kampanye di Kawasan Cipinang, Jakar Timur, Senin (10/4/2017).
Ia mengatakan, program rumah tanpa uang muka (down payment; DP) sengaja ditawarkan karena masih banyak warga ibu kota yang tidak memiliki rumah pribadi.
Situasi itu, kata dia, sudah berlangsung lama dan Ahok-Djarot selama ini tak pernah memikirkan solusi untuk warga yang ingin memunyai rumah.
"Setelah lima tahun menjabat, mereka kok tidak meluncurkan program ini ya, dan baru ditawarkan sekitar sepuluh hari sebelum hari pencoblosan," tukasnya.
Sebelumnya, Ahok menawarkan empat skema hunian kepada warga Jakarta.
Baca Juga: Polisi Penyelamat Ibu dan Anak yang Disandera Dapat Penghargaan
skema pertama memberikan hunian dengan penghasilan di bawah Rp3 juta setiap bulan. Mereka akan mendapatkan tempat tinggal sewa Rp300-450 ribu per bulan.