Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tubagus Hasanuddin menegaskan cagub dan cawagub petahana Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat adalah sosok yang tepat untuk kembali memimpin Jakarta. Kepemimpinan mereka selama ini dinilai menunjuklan hasil yang memuaskan, terutama dalam melakukan reformasi birokrasi.
"Ahok-Djarot berhasil melakukan banyak terobosan pada sistem birokrasi, dari manajemen kepegawaian pemerintah, pengelolaan dan aset daerah, pelayanan dan perizinan," kata Hasanuddin yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Barat ini di Jakarta, Senin (10/4/2017)
Hasanuddin menuturkan Ahok-Djarot juga terus berkomitmen dalam memberantas praktik korupsi, terutama korupsi di seluruh birokrat Pemprov DKI. Hasilnya, Ahok-Djarot meraih penghargaan dari Bung Hatta Anti Corruption.
Tak hanya itu, kata Hasanuddin, rekam jejak Ahok di Belitung Timur dan Djarot di Blitar dalam memberantas korupsi sudah tidak diragukan lagi.
"Ahok-Djarot berhasil mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti Corruption award pada tahun 2013. Ini adalah satu bukti konkrit yang patut diapresiasi, tentu tidak semua kepada daerah mendapatkan penghargaan ini," ujar Hasanuddin.
Untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik, kepemimpinan Ahok-Djarot, tambah Hasanuddin, konsisten mengusung kejujuran dalam bekerja. Nilai-nilai ini, imbuh Hasanuddin, sudah dibawa Ahok-Djarot sejak lama. Terutama dalam proses mereka menjadi pelayan negara di DPRD, DPR, pemerintah kota dan kabupaten dan terakhir Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
"Semakin hari, kita semakin melihat, bahwa terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Ahok-Djarot merupakan bukti bahwa Ahok-Djarot adalah pelayan rakyat, ini adalah fakta yang sudah dibuktikan selama ini," kata Hasanuddin
Berdasarkan fakta atas keberhasilan kinerja dan integritasnya, Hasanuddin mengmbau rakyat Jakarta tak goyah dalam memilih pasangan Ahok-Djarot.
"Mari kita serahkan semuanya kepada rakyat Jakarta, karena dalam pilkada ini rakyat Jakartalah yang mempunyai hak dalam menentukan nasibnya untuk lima tahun ke depan, bukan ditentukan oleh orang orang di luar Jakarta," kata Hasanuddin.
Untuk itu, Hasanuddin mengingatkan, jangan ada provokasi dari pihak mana-pun yang memiliki tujuan politik dengan menghembuskan isu SARA yang berdampak pada konflik.
"Tak perlu mereka dibawa atau didorong dalam konflik yang tak penting. Karena sekecil apapun konflik yang terjadi, hanya akan merugikan rakyat Jakarta sendiri," kata Hasanuddin.