Suara.com - Korea Utara mengatakan pada Sabtu (8/4/2017), serangan peluru kendali oleh Amerika Serikat terhadap pangkalan udara di Suriah pada Jumat merupakan "agresi yang tak dapat dimaafkan".
Korut menganggap serangan seperti itu menunjukkan bahwa keputusannya untuk mengembangkan senjata nuklir sebagai "pilihan yang sangat tepat".
Pernyataan kementerian luar negeri Korea Utara, yang dimuat oleh kantor berita resmi KCNA, itu merupakan tanggapan pertama yang dikeluarkan sejak kapal-kapal perang AS di Laut Tengah menembakkan puluhan peluru kendali ke sebuah pangkalan udara Suriah.
Pangkalan yang dicecar itu disebut Pentagon dilibatkan dalam serangan senjata kimia awal pekan ini di Suriah.
Baca Juga: Kapal Tugboat Margagiri Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi
"Serangan peluru kendali AS terhadap Suriah jelas merupakan agreasi yang tidak dapat dimaafkan terhadap sebuah negara berdaulat dan kami mengecam keras (aksi) ini," kata KCNA dengan mengutip seorang juru bicara, yang tak disebutkan namanya, mewakili Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
"Kenyataan saat ini membuktikan bahwa keputusan kita untuk menambah kekuatan militer kita guna menghadapi kekuatan dengan kekuatan adalah pilihan yang sangat tepat," kata KCNA.
Korut, yang terkucil secara diplomatik, menganggap Suriah sebagai negara sekutu penting.
KCNA mngatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dan pemimpin Suriah Bashar al-Assad telah saling mengirim salam dan menyatakan tekad untuk membina persahabatan dan kerja sama di antara kedua negara.
Al-Assad telah menyatakan terima kasih kepada Kim yang memberikan pengakuan terhadap upaya Suriah "menghadapi tantangan aksi teroris dunia dan mendorong Suriah untuk dapat menangani krisis," kata KCNA.
Baca Juga: Anak Larang Ussy-Andhika Gantikan Popok Adik
AS melancarkan serangan rudal itu ketika Presiden Donald Trump sedang menerima kunjungan Presiden China Xi Jinping di Florida untuk menekan Korut agar bisa meredam ambisi nuklir Pyongyang.
Korea Utara diyakini sedang mengembangkan peluru kendali yang mampu menghantam Amerika Serikat serta persenjataan nuklir --pembangkangan terhadap sanksi-sanksi PBB.
Korut sejauh ini telah melakukan lima kali uji coba nuklir, yaitu dua kali sejak awal tahun ini, dan beberapa kali uji coba peluru kendali. (Antara)