Kapal Tugboat Margagiri Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi

Tomi Tresnady Suara.Com
Sabtu, 08 April 2017 | 23:53 WIB
Kapal Tugboat Margagiri Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi
Kapal jenis tugboat. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah Kapal Tugboat Margagiri yang tengah beroperasi melakukan penarikan kapal tongkang mengalami kecelakaan laut dan tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi.

Peristiwa tenggelamnya kapal tugboat ini terjadi pada Sabtu (8/4/2017), sekitar pukul 08.00 WIB, saat kapal berada di posisi 0.5'43.9.29' LS, 106'11.26.22 BT tepatnya saat kapal arah Tenggara Perairan Salira, Banten.

Dilaporkan ABK kapal tenggelam itu berjumlah empat orang.

Tiga ABK yakni Haru cahyana (29) yang bertugas sebagai Chief Officer, Eko setiaji (26) Oilerman, dan Elantris Emanuel (26) juru kemudi, yang ditemukan mengapung di sekitar terjadinya kapal tenggelam berhasil diselamatkan petugas.

Baca Juga: Anak Larang Ussy-Andhika Gantikan Popok Adik

Sementara, satu korban lainnya yakni nahkoda Kapten Armando Lamonang sampai saat ini dinyatakan belum ditemukan.

Dijelaskan Kasi SAR Binmasair Satrolda Polair Polda Banten, Kompol Syamsul Bahri, peristiwa kecelakaan laut berawal sekitar pukul 01.00 WIB, Tugboat Margagiri berangkat dari jetty Bandar Bakau Jaya Bojonegara Margagiri menuju perairan Salira untuk menarik Tugboat DC 7 yang mengalami kerusakan saat melakukan penarikan kapal tongkang.

Kemudian, pada pukul 08.00 WIB, VTS Merak melalui radio marine chanel 16, diketahui bahwa kapal tugboat Margagiri tenggelam dan empat orang di dalamnya yakni nahkoda dan ABK-nya melompat ke laut.

Mendengar informasi tersebut VTS Merak pun langsung berkoordinasi dengan Lanal Banten, Polair Polda Banten, KSOP Banten dan Basarnas.

Adapun dugaan sementara, peristiwa tenggelamnya kapal tugboat tersebut terjadi karena kerusakan di bagian kemudi kapal tugboat Margagiri. kemudian kapal miring dan tenggelam.

Baca Juga: Eks Istri Tommy Kurniawan Kaget Putrinya Bertanya Ini

"Jadi pada saat itu keadaan cuaca sedang ekstrem, gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan di perairan sekitar Tenggara Salira, kemudian kapal yang sebelumnya juga diduga bermasalah dan mengalami kerusakan akhirnya kehilangan keseimbangan sehingga tenggelam," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI