Suara.com - Senyuman tersungging di bibir Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ketika Ketua Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mendadak mengubah nama Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua tersebut.
"Selamat datang Pak Basuki Nurul Qomar," kata Gus Tutut—begitu sapaan beken Yaqut—disambut tawa hadirin dalam acara silaturahmi Ahok-Djarot SaifulHidayat di kantor Pengurus Pusat GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).
Gus Tutut menjelaskan, Basuki Nurul Qomar adalah penyerapan bahasa Arab yang sama artinya dengan nama asli Ahok.
Baca Juga: Tertarik Sama Reksa Dana? Ini 6 Tahap Saat Mau Beli Reksa Dana
Nurul, sambungnya, adalah bahasa arab untuk Tjahaja. Sementara Qomar adalah bahasa Arab untuk (bulan) Purnama.
Selain memberi Ahok nama memakai bahasa Arab, Gus Tutut juga memberikan julukan khusus kepada calon petahana tersebut.
" Ahok itu Sunan Kalijodo. Sunan Kalijodo merubah masyarakat hitam dengan masyarakat beriman. Tambah satu wali lagi, sahabat Basuki," tuturnya.
Julukan itu merupakan apresiasi terhadap Ahok yang menyulap tempat prostitusi Kalijodo menjadi ruang terbuka hijau dan ruang publik terpadu ramah anak.
Tempat tersebut, kini digemari orang banyak karena dilengkapi arena olahraga, salah satunya untuk olahraga ekstrim skateboard.
Baca Juga: Ini Dia Lima Film Horor Indonesia Terlaris, Berani Menonton?
Selain Ahok, Gust Tutut juga sempat menyapa Djarot. Menurutnya, GP Ansor telah mengetahui rekam jejak Djarot selama memimpin Kota Blitar, Jawa Timur.
"Beliau sahabat karibnya Rois Suriah PBNU kita. Kami jatuh cinta sama Pak Djarot, itu luar biasa," ucap Yaqut.
Dalam acara itu, Gus Tutut juga menyatakan GP Ansor akan mendukung Ahok-Djarot dalam putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)DKI 19 April 2017.
Ia mengatakan, GP Ansor tidak pernah dilarang ikut berpolitik. Karena politik merupakan salah satu media perjuangan untuk mempertahankan kesatuan NKRI.
"Tapi harus diingat, politik Ansor politik kebangsaan bukan partisan. Harus pegang teguh, jangan anggap ketika Ansor bersikap, memberikan dukungan seakan-akan beri dukungan pada Ahok-Djarot bukan soal saya cinta Ahok Djarot," ujarnya di kantor PP GP Ansor.
Yaqut menuturkan, ada pasangan kandidat yang saat ini dekat dan didukung oleh Islam radikal. Itu sebabnya GP Ansor memercayai pasangan Ahok-Djarot.
"Tidak ada alasan saya mencintai Pak Ahok. Pak Ahok, Pak Djarot sebagai wasillah, sebagai perantara mempertahankan negara ini. Sudah tidak ada pilihan, ini wasillah," kata Yaqut.
Terakhir, Yaqut memastikan tak akan memberikan dukungan pada cagub-cawagub yang memiliki kedekatan dengan kelompok Islam radikal.
Ia bahkan tak segan-segan untuk memecat apabila ada anggota Ansor yang mendukung pasangan selain Ahok-Djarot.
"Ansor NU tidak akan berikan dukungan pada kelompok berpotensi membesarkan Islam radikal. Ada kader Ansor, Banser dukung kelompok itu laporkan ke saya, besok saya buat pemecatan," pungkasnya.