Masyarakat Sudah Tergelincir Pakai Isu Agama di Pilkada Jakarta

Jum'at, 07 April 2017 | 21:06 WIB
Masyarakat Sudah Tergelincir Pakai Isu Agama di Pilkada Jakarta
Diskusi bertajuk Quo Vadis Indonesia Skenario Politik Paska Pilkada Jakarta. [Suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Siti Musdah Mulia menilai masyarakat belum seluruhnya dewasa dalam berpolitik. Pasalnya, masih gencarnya penggunaan isu SARA dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua.

"Saya kira masyarakat sudah tergelincir untuk menggunakan agama sebagai salah satu isu dalam pilkada ini. Ini masalah paling mendasar," katanya dalam diskusi bertajuk "Quo Vadis Indonesia: Skenario Politik Paska Pilkada Jakarta" di Kantor Para Syndicate, Jalan Wijaya Timur 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/4/2017).

Menurut Musdah, dalam politik sedianya tidak dikaitkan dengan agama karena akan memecah belah.Dia curiga, isu agama sengaja dimunculkan oleh pihak yang bersaing. Tujuannya memenangkan pilkada DKI Jakarta.Karenannya, Ia pun mengimbau, agar masyarakat dapat menggunakan daya nalarnya.

Baca Juga: Gunakan Politik SARA, Peneliti LIPI: Akan Memalukan Kalau Menang

"Ditengah situasi politik yang dinamis saat ini, sedianya masyarakat harus pandai memilah dan berfikir kritis terhadap berbagai informasi," kata Musdah.

Selain itu tetap mengedepankan nilai-nilai kebajikan dalam bermasyarakat.

"Dua kubu harus kembali pada konsensus kita dalam berbangsa dan bernegara. Nilai nilai pancasila adalah nilai-nilai luhur yang menjadi acuan bersama dari kehidupan politik kita," katanya.

Pilkada DKI Jakarta putaran kedua sedianya digelar pada 19 April 2017.
Adapun dua pasangan calon yang bersaing yakni paslon nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat dan paslon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI