Pasalnya, sejak putaran pertama pilkada, Demokrat mengusung calon lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang dinyatakan kalah dalam putaran pertama.
Tapi, Ruhut mengatakan pilihan-pilihan politiknya itu tak memengaruhi ”periuk nasi” miliknya.
"Tidak apa-apa. Biar kalian tahu ya, tiga tahun ke depan (seharusnya menjadi sisa masa jabatannya di DPR) aku bisa tidur, duduk, dan diam, saja. Itu juga minimal aku dapat Rp5 miliar. Itulah aku, Ruhut. Jadi, di DPR itu bukan cari uang,” jelasnya.
Ruhut juga memastikan, tak lagi bakalan mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif dalam Pemilu 2019.
Baca Juga: Anies: Giliran Saya dan Sandi yang Dilaporkan, Polisi Gerak Cepat
Ia merasa sudah tak cocok berada di parlemen, walaupun selama menjadi legislator merasa sangat aktif dan kritis.
"Aku sudah tidak mau di DPR. Walaupun aku ’vokal’, menonjol, tapi aku tidak bisa hidup di lingkungan seperti itu,” terangnya.
Setelah tak lagi menjadi anggota dewan, Ruhut menuturkan masih bisa mengkritik dan memberikan pelajaran mengenai hukum, terutama antikorupsi.
Sebab, dirinya kekinian kerapkali diundang berceramah mengenai antikorupsi di lingkungan akademik.
"Aku masih keliling berceramah di kampus-kampus. Baru-baru ini aku diundang ke UGM (Universitas Gadjah Mada) dan Universitas Airlangga. Mereka tahu, Ruhut itu direkomendasikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ICW (indonesia Corruption Watch),” tandasnya.
Baca Juga: Tim Anies-Sandi Temui Data Invalid, KPU Nyatakan DPT Tak Berubah