Suara.com - Anda mungkin akan terperangah karena suasana di loket pendaftaran peserta wajib militer (wamil) di Thailand, agak berbeda dengan negara-negara lain yang menggelar program serupa.
Sebab, dalam barisan calon tentara wamil tersebut, tak jarang dijumpai para ladyboy atau waria yang ikut mengantre.
Uniknya, seperti dilansir Mirror.co.uk, Selasa (4/4/2017), para ladyboy tersebut tetap menunjukkan identitas transgendernya, yakni memakai busana khas kaum Hawa.
Setiap pria berusia minimal 21 tahun di Thailand, diwajibkan mengikuti program wamil. Kewajiban ini turut diberlakukan untuk ladyboy yang melaporkan belum mengoperasi alat kelaminnya.
Baca Juga: Begini Debat Cagub-Cawagub DKI Putaran II Bersama Ira Koesno
Sementara waria yang sudah operasi pergantian kelamin, tidak diberlakukan program wamil.
Namun, karena peraturan hukum Thailand tak membolehkan transgender mengubah jenis kelamin dalam kartu identitas, maka ladyboy harus bisa membuktikan sudah operasi kelamin.
Caranya, mereka terpaksa mendatangi tempat-tempat pendaftaran wamil dan menunjukkan langsung organ intimnya yang sudah berubah kepada petugas militer. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan sertifikat bebas wamil.
Meski sudah mengakui transgender sebagai jenis kelamin, ternyata banyak kaum pria di Thailand yang masih menjadikan ladyboy sebagai bahan tertawaan.
Baca Juga: Di Spanduk Anies-Sandi, Ahok Komentari Perbedaan KJP dan KJP Plus
Itu biasanya tampak ketika para waria mendaftar sebagai peserta wamil atau sekadar datang untuk menunjukkan kelaminnya sudah berubah.
Tahun ini, seperti dikutip Mirror, terdapat delapan waria yang dinyatakan memenuhi persyaratan menjadi anggota militer dari program wamil.