Di Spanduk Anies-Sandi, Ahok Komentari Perbedaan KJP dan KJP Plus

Rabu, 05 April 2017 | 17:08 WIB
Di Spanduk Anies-Sandi, Ahok Komentari Perbedaan KJP dan KJP Plus
Basuki Tjahaja Purnama. (suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat menyambangi kawasan Gandaria Selatan, calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melihat spanduk yang memaparkan perbedaan Kartu Jakarta Pintar milik pemprov DKI, dengan program pasangan Anies Baswedan- Sandiaga Uno, KJP Plus. Spanduk itu milik Anies-Sandi.

Dalam spanduk tersebut, KJP yang telah digagas Ahok memberikan bantuan pendidikan kepada siswa SD sebesar Rp210 ribu, SMP Rp280 ribu, SMA Rp375 ribu, SMK Rp390 ribu dan PKBM sebesar Rp210 ribu.

Sedangkan program Anies-Sandi menyebutkan akan menaikan bantuan pendidikan, untuk siswa SD sebesar Rp250 ribu, SMP Rp300 ribu, SMA Rp420 ribu, SMK Rp450 ribu dan PKBM Rp300 ribu.

Menanggapi spanduk tersebut, Ahok sempat menggelengkan kepalanya. Menurutnya, data tersebut tidak tepat. Sebab, bantuan yang kini diberikan pada pemegang KJP di tingkat SMP dan SMA lebih besar dari apa yang dicantumkan dalam spanduk.

Baca Juga: Ini Kelompok Masyarakat yang Bisa Tanya ke Ahok-Anies di Debat

"SMA itu ada yang Rp600 ribu perbulan. Kalau SD memang segitu (Rp210 ribu). SMP ada yang Rp 400-600," ujar Ahok kepada wartawan di Jalan H. Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017).

Selanjutnya, Ahok menjelaskan perbedaan program calon petahana dan pasangan Anies-Sandi di bidang pendidikan. Kalau KJP Plus, ujar Ahok, disebutkan anak yang tidak sekolah juga akan diberikan bantuan pendidikan.

Menurut Ahok, tujuan pemberian bantuan pendidikan agar anak-anak di Jakarta memiliki minat untuk sekolah.

"Yang membedakan kita dengan mereka adalah, kalau kita mau dorong anak yang nggak sekolah supaya sekolah. Kalau dia (Anies-Sandi) kan anak nggak sekolah dikasih juga, nggak boleh dong," kata Ahok.

Pasangan Djarot Saiful Hidayat di Pilkada Jakarta 2017 ini menjelaskan, apabila ada warga yang sudah bosan sekolah, pemerintah Jakarta akan menawarkan bisnis dengan sistem bagi hasil 80-20 persen.

Baca Juga: Jenguk Warga yang Sakit, Ahok Ajak Kakek Suhadi Pindah

"Jangan buat anak putus sekolah karena dapat duit. Itu tuh ATM jumbo.‎ Itu yang saya waktu debat ngomong, kalau gratis Transjakarta, bus sekolah otomatis (gratis). Itu tuh (KJP) bisa tiket segala macam, Jakarta One," kata Ahok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI