Panglima TNI Jelaskan Lagu Koes Plus dan Kecemburuan Negara Lain

Siswanto Suara.Com
Rabu, 05 April 2017 | 16:27 WIB
Panglima TNI Jelaskan Lagu Koes Plus dan Kecemburuan Negara Lain
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo (Antara/M Agung Rajasa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa kepentingan lagu-lagu Koes Plus untuk pertahanan negara?

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memiliki argumen tentang itu ketika memberi kuliah umum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Rabu (5/4/2017).

Lagu yang dia maksud adalah Nusantara I yang dia katakan menjelaskan ancaman besar bagi Indonesia

Nurmantyo memutar cuplikan video grup band legendaris itu lengkap dengan liriknya.

Dia menjelaskan pada lirik lagu yang dirilis Koes Plus pada dasawarsa 1970-an bisa diambil pelajaran, kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa menjadi anugerah sekaligus memicu ancaman dari bangsa lain.

"Dalam lagu itu disebutkan berharap tidak ada yang cemburu, hutan kita luar biasa lebat, lautan luas dan alamnya ramah. Tapi negara lain sudah cemburu, dan ini adalah peringatan bagi anak muda kita agar jangan terlena," kata Nurmantyo dikutip dari Antara.

Presiden Soekarno, kata dia, juga pernah menyatakan kekayaan alam nusantara membuat iri bangsa lain.

Nurmantyo meminta rakyat Indonesia --khususnya generasi muda-- memahami ancaman terhadap bangsa Indonesia, yang kini sudah memanfaatkan segala cara untuk memecah-belah Indonesia.

Ancaman bisa nyata, berupa upaya Cina memperluas teritori negara di Laut Cina Selatan, hingga ancaman laten dari infiltrasi lewat film, mode, bahasa, budaya, gerakan radikalisme, teknologi, media sosial, serta narkoba yang telah mematikan 15 ribu orang Indonesia tiap tahun.

"Semua itu terjadi karena kita sedang dalam kompetisi global. Yang kalah adalah negara miskin dengan penduduk besar, terjadi kesenjangan ekonomi berujung depresi ekonomi, kejahatan dan konflik yang meningkat, sehingga terjadi imigran meninggalkan negaranya yang miskin," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI