Suara.com - The Syrian Observatory for Human Rights, lembaga pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, mengklaim 35 warga sipil tewas dalam serangan udara yang menyasar kelompok pemberontak di Kota Khan Sheikhun, Suriah, Selasa (4/4/3017).
Organisasi itu menyebutkan, sembilan anak-anak termasuk dalam 35 orang yang tewas. Mereka juga mengungkapkan serangan udara tersebut menggunakan gas beracun.
“Kota Sheikhun berada di barat laut Suriah, tepatnya di Provinsi Idlib, yang menjadi basis pemberontak melawan Presiden Bashar al Assad. Korban tewas setelah sesak nafas akibat bom gas beracun,” terang lembaga tersebut seperti dilansir AFP.
Baca Juga: Lenin, 'Si Sosialis Cacat' yang Gemparkan Dunia Abad 21
Hingga kekinian, belum diketahui pihak yang menggunakan bom gas beracun dalam serangan tersebut. Namun, pihak pemberontak mengklaim serangan yang terlarang tersebut dilakukan pesawat tempur Rusia, sekutu Presiden Assad.
Koalisasi Nasional, salah satu kelompok pemberontak, juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan investigasi secara komprehensif terhadap serangan tersebut.
"Kami meminta Dewan Keamanan PBB melakukan rapat mendadak dan memutuskan investigasi terhadap serangan itu. Investigasi itu harus dilakukan secara terbuka,” pinta mereka.