Natsir, Sosok Lengkap sebagai Negarawan

Siswanto Suara.Com
Selasa, 04 April 2017 | 15:00 WIB
Natsir, Sosok Lengkap sebagai Negarawan
M. Natsir [Wiki]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fraksi PKS DPR menyelenggarakan diskusi publik bertema Menolak Lupa: Peringati Mosi Integral M. Natsir Menghadirkan NKRI di ruang pleno FPKS, baru-baru ini. Nasir merupakan tokoh yang pernah memimpin Partai Masyumi.

Anggota Komisi X DPR Mustafa Kamal menilai bangsa ini belajar banyak dari sosok Natsir sebagai sosok yang lengkap sebagai seorang negarawan. Tidak hanya seorang politisi, tapi juga seorang pemikir, penulis, dan juga ideolog hadirnya NKRI.

“Semua kita belajar dari Masyumi, termasuk juga yang menjadi bagian dari kritiknya. Dia berpikir bukan untuk kepentingan keluarganya, kelompoknya, tapi untuk keumatan. Sosok pemikir, penulis, ideolog, aktivis, semua lengkap sebagai seorang negarawan,” kata Mustafa Kamal.

Salah satu yang menjadi bukti kenegarawanan Natsir adalah saat lahirnya Mosi Integral tahun 1950, kala Nasir memimpin Partai Masyumi.

Dalam kurun waktu itu, Natsir mengusulkan kepada seluruh partai dalam sidang pleno parlemen untuk mengembalikan keutuhan Bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan suatu kesadaran penuh, pasca terpecah menjadi 17 negara bagian di bawah Republik Indonesia Serikat sebagai produk Konferensi Meja Bundar tahun 1949.

“Natsir mencoba berdiri di tengah antara kubu federalisme atau unitarisme, dengan lebih kedepankan persatuan Indonesia. Proposal ini diterima oleh seluruh partai,” kata Sekretaris Jenderal PKS.

Itu sebabnya, Mustafa Kamal menegaskan cara-cara perjuangan Natsir seperti itu adalah bentuk penghargaan terhadap konsensus yang prosesnya berlangsung secara konstitusional.

Sosok kenegarawanan Natsir juga ditunjukkan saat dia dibebaskan oleh Presiden Soeharto dari penjara pasca tahun 1966. Meskipun dibebaskan, kata Mustafa Kamal, hak-hak politik tetap dicabut oleh Presiden Soeharto.

Bahkan, Presiden Soeharto menggunakan kecermelangan Natsir untuk melakukan lobi-lobi politik di tingkat global.

“Meskipun kiprahnya tidak diakui juga, namun sosok kenegarawanan M.Natsir yang sederhana, santun, dan bernas sudah melekat dalam dirinya,” kata Alumni Fakultas Sastra UI Jurusan Sejarah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI