Ditahan 20 Hari, Sekjen FUI Al Khaththath Ogah Tandatangan

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 01 April 2017 | 16:08 WIB
Ditahan 20 Hari,  Sekjen FUI Al Khaththath Ogah Tandatangan
Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al Khaththat. (suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) resmi menahan Serektaris Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Gatot Saptono alias Al Khaththath dan empat lainnya,  untuk 20 hari ke depan atau sampai 20 April 2017.

"Surat penahanannya diterbitkan hari ini, untuk 20 hari ke depan. Alasan penahanannya atas dasar subjektifitas penyidik," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Sabtu (1/4/2017).

Ia mengatakan, penyidik bisa mengajukan tersangka untuk ditahan berdasarkan subjektifitas bahwa akan ada upaya melarikan diri, mengulangi perbuatan, atau berupaya melarikan diri.

Baca Juga: Bank Nasional Perlu Jajaki Pasar Global

Argo menuturkan, Al Khaththath tidak bersedia menandatangani surat penahanan tersebut. Namun, perlawanan itu berimpas pada legalitas penahanan yang bersangkutan.

"Tidak meneken surat itu juga tidak masalah. Kami akan buatkan berita acara penolakan tanda tangan surat penahanan. Kalaupun pengacaranya mau mengajukan penangguhan penahanan, silakan saja," tuturnya.

Argo, sebelumnya, mengungkapkan polisi turut menyita uang belasan juta rupiah dari tangan Saptono saat yang bersangkutan dibekuk di kamar nomor 123 Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (31/3) dini hari.

"Total uang yang disita adalah Rp18.870.000,” tutur Argo. Ia mengatakan, polisi tengah menyelidiki sumber dan peruntukan uang tunai.

Untuk diketahui, Saptono ditahan dan disangkakan melanggar Pasal 107 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 110 KUHP tentang Pemufakatan Makar.

Baca Juga: 18 Motor Modifikasi Perebutkan Satu Tempat di Kejuaraan Dunia

Selain Al Khaththath, polisi juga menangkap ZA, IR, V, dan M. Oleh polisi, V dan M dituduh melanggar Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI