Suara.com - Koordinator Perkumpulan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia Boyamin Saiman menduga pengacara muda yang disinyalir mengarahkan saksi Miryam S. Haryani mencabut berita acara pemeriksaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi masih ada kaitan dengan kepentingan kolega Miryam di DPR. Pasalnya, keterangan Miryam soal kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik juga menyebut sejumlah nama anggota dewan.
"Keterangan yang dicabut dalam BAP ada keterkaitan dengan oknum DPR. Jadi patut diduga lawyer muda tersebut terkait dengan oknum DPR," kata Boyamin, Jumat (31/3/2017).
Siapa pengacara muda itu, Boyamin belum mau menyebutnya. Pengacara muda tersebut datang ke kantor pengacara Elza Syarif di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, sebelum Miryam memberi kesaksian di persidangan.
Boyamin mendesak KPK segera mengusut peran pengacara muda tersebut atas dasar Pasal 21 UU tentang Komisi Pemberantasan Korupsi nomor 31 Tahun 1999 tentang dugaan tindak pidana menghalangi penegakan hukum pemberantasan korupsi.
Miryam merupakan salah satu saksi penting dalam kasus dugaan korupsi e-KTP. Nama Miryam dan sejumlah anggota dan mantan anggota DPR masuk dalam berkas dakwaan jaksa KPK kepada bekas pejabat Kemendagri Irman dan Sugiharto.
Dalam persidangan Kamis (23/3/2017), Miryam mencabut semua keterangannya yang sudah masuk dalam BAP dan dia menuduh penyidik KPK mengintimidasinya agar bicara. Tapi, keterangan tersebut dipatahkan penyidik di persidangan.
Belakangan, jaksa mengungkapkan sebelum Miryam menjadi saksi, terlebih dahulu mengunjungi kantor pengacara Elza Syarif. Miryam disebut bertemu dengan seorang pengacara muda itu.
Ketika jaksa menanyakan itu kepada Miryam, Miryam tidak mau menyebutkan siapa pengacara muda.
Miryam yang duduk di anggota Komisi V DPR dari Fraksi Hanura mengaku ketika itu hanya bertemu Elza Syarif dan karyawan.