Kritik Cara Ahok Bangun Simpang Semanggi, Eh, Fahri Di-Bully

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 31 Maret 2017 | 06:30 WIB
Kritik Cara Ahok Bangun Simpang Semanggi, Eh, Fahri Di-Bully
Proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi, di Jakarta, Sabtu (21/1)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi. Proyek ini merupakan kebijakan pemerintah Jakarta di bawah Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Sekarang gini, kenapa pengadaan kertas dan alat tulis di kantor pemerintah pakai tender tapi bikin jembatan semanggi tunjuk.langsung?" tulis Fahri Hamza di akun Twitter.

Pada kesempatan sebelumnya, Fahri menjelaskan alasannya mengkritisi proyek tersebut. Dia menyoroti prosedur pembangunan Simpang Susun Semanggi. Menurutnya kompensasi koefisien luas bangunan tidak dapat langsung dipakai untuk membangun proyek tersebut. Fahri menekankan seharusnya ada sejumlah prosedur yang harus dilewati. Harus lewat pembahasan DPRD dan dana kompensasi maupun corporate social responsibility perusahaan harus terlebih dahulu masuk APBD.

Cuitan Fahri Hamzah kemudian mendapatkan beragam reaksi dari warganet atau netizen. Sebagian mem-bully-nya.

"Dana CSR dari kontribusi pengusaha sama dana APBD uang rakyat ya jls beda lah pak..," tulis netizen.

Netizen yang lain sampai mengejek Fahri Hamzah dengan menyebutnya tidak mengerti CSR.

"Jangan sebut CSR dia gak ngerti, bilang aja bantuan sewasta untuk pemerintah," tulis netizen.

“Mengaku hebat tp gak ngerti CSR gak lucu kan bang?. Dia kira pake apbd jd harus tender #gagalpahamsaya,” netizen menambahkan.

Menurut netizen proses tender pembangunan hanya dilakukan jika memakai dana pemerintah. Tapi kalau dana dari denda perusahaan, tentu tidak perlu masuk APBD dulu, baru kemudian ditender.

“Klo pake tender itu jika mengeluarkan pembiayaan pakai uang APBN lah klo ada yg mau nyumbang pake uang perusahaannya apa yg slh,” tulis netizen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI