Front Pembela Islam secara kelembagaan tidak terlibat aksi yang digalang Forum Umat Islam bertema Bela Al Quran pada Jumat (31/3/2017). Meski tidak ikut turun ke jalan, organisasi ini tetap mendukung semangat aksi tersebut. Isu utama yang mereka angkat yaitu menuntut Presiden Joko Widodo mencopot Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan gubernur Jakarta karena sudah berstatus terdakwa perkara dugaan penodaan agama.
"Benar, secara organisasi kami tidak ikut dalam aksi tersebut. Tapi kami tidak melarang setiap warga negara siapapun dia untuk ikut dalam aksi tersebut," kata juru bicara FPI Slamet Maarif, Kamis (30/3/2017).
Slamet mengatakan kemungkinan besar Habib Rizieq Shihab juga tidak ikut turun ke lapangan.
"Bagaimana mau pimpin kalau secara organisasi kami tidak terlibat?" kata dia.
FPI tidak ikut terlibat karena sekarang sedang konsentrasi menyiapkan sejumlah acara, di antaranya salat subuh keliling di kawasan pemukiman warga Jakarta serta mengawasi proses hukum kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok.
Selain itu, kata dia, FPI juga sedang fokus mendukung upaya menggalang umat untuk ikut aksi Tamasya Al Maidah pada hari H pilkada Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017. Aksi tersebut digalang oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dan Gerakan Kemenangan Jakarta yang dipimpin Kapitra Ampera.
"Kami sedang fokus di Subuh berjamaah dan wisata (tamasya) Al Maidah 51, pengawalan pilkada putaran dua, sidang penistaan agama," kata dia.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mewanti-wanti masyarakat jangan ikut-ikutan aksi Bela Al Quran 313.
"Kami menyampaikan lebih baik tidak usah dilakukan. Masyarakat yang akan melaksanakan, diimbau untuk mengurungkan," kata Iriawan di Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2017).
Iriawan khawatir kalau aksi massa tersebut justru mengganggu kampanye para kandidat gubernur dan membuat masyarakat resah.
"Karena ada pergeseran massa cukup besar akan mengganggu masa kampanye. Mengganggu ketertiban umum," kata Iriawan.
Iriawan meminta masyarakat membantu kepolisian menciptakan Pilkada DKI Jakarta yang berkualitas.
"Kami berharap pelaksanaan pemilukada putaran kedua aman kondusif terkendali," imbuh Iriawan.
"Benar, secara organisasi kami tidak ikut dalam aksi tersebut. Tapi kami tidak melarang setiap warga negara siapapun dia untuk ikut dalam aksi tersebut," kata juru bicara FPI Slamet Maarif, Kamis (30/3/2017).
Slamet mengatakan kemungkinan besar Habib Rizieq Shihab juga tidak ikut turun ke lapangan.
"Bagaimana mau pimpin kalau secara organisasi kami tidak terlibat?" kata dia.
FPI tidak ikut terlibat karena sekarang sedang konsentrasi menyiapkan sejumlah acara, di antaranya salat subuh keliling di kawasan pemukiman warga Jakarta serta mengawasi proses hukum kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Ahok.
Selain itu, kata dia, FPI juga sedang fokus mendukung upaya menggalang umat untuk ikut aksi Tamasya Al Maidah pada hari H pilkada Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017. Aksi tersebut digalang oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dan Gerakan Kemenangan Jakarta yang dipimpin Kapitra Ampera.
"Kami sedang fokus di Subuh berjamaah dan wisata (tamasya) Al Maidah 51, pengawalan pilkada putaran dua, sidang penistaan agama," kata dia.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mewanti-wanti masyarakat jangan ikut-ikutan aksi Bela Al Quran 313.
"Kami menyampaikan lebih baik tidak usah dilakukan. Masyarakat yang akan melaksanakan, diimbau untuk mengurungkan," kata Iriawan di Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2017).
Iriawan khawatir kalau aksi massa tersebut justru mengganggu kampanye para kandidat gubernur dan membuat masyarakat resah.
"Karena ada pergeseran massa cukup besar akan mengganggu masa kampanye. Mengganggu ketertiban umum," kata Iriawan.
Iriawan meminta masyarakat membantu kepolisian menciptakan Pilkada DKI Jakarta yang berkualitas.
"Kami berharap pelaksanaan pemilukada putaran kedua aman kondusif terkendali," imbuh Iriawan.