Suara.com - Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno berjanji memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan sebagai saksi terlapor kasus dugaan penggelapan hasil jual tanah pada hari Jumat (31/3/2017).
"Ini pemanggilan sebagai saksi yang pertama. Sebagai warga negara yang baik bang Sandi akan hadir," kata juru bicara Sandiaga, Alex Yahya Datuk, di posko Anies-Sandiaga, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2017) malam.
Pada Selasa (21/3/2017) lalu, penyidik Polda Metro Jaya memanggil Sandiaga untuk memberinya kesempatan klarifikasi, tetapi dia tidak mau datang dengan alasan ada kegiatan lain.
Menurut Alex pemanggilan pertama terhadap Sandiaga bukan merupakan pemanggilan untuk diperiksa sebagai saksi.
"Hari itu Pak Sandi ke KPK laporkan LHKPN-nya. Makanya dia tidak hadir untuk memberikan klarifikasi," ujar Alex.
Kasus yang menjerat Sandiaga dan rekan bisnisnya, Andreas Tjahyadi, merupakan laporan Fransiska Kumalawati Susilo yang mewakili Edward Soeryadjaja dan Djoni Hidayat.
Fransiska merupakan mantan istri kedua Edward. Edward tak lain putra almarhum William Soerjadjaja, seorang pengusaha Indonesia yang sukses membangun PT. Astra Internasional.
Belakangan, Fransiska kembali melaporkan Sandiaga dalam kasus dugaan pemalsuan kwitansi. Kasus kedua masih berhubungan dengan kasus yang pertama tentang penjualan tanah di Jalan Curug, Tangerang pada tahun 2012.
Dua orang super kaya
Sandiaga mengatakan di balik kasus dugaan penggelapan hasil penjualan lahan yang dituduhkan kepadanya, ada perseteruan orang super kaya.
"Itu pertikaian orang yang sangat super kaya. Orang super kaya ini memiliki koneksi yang kuat, dia punya kuasa, dan punya kemampuan menggerakkan," kata Sandiaga di Jalan Bangka Buntu II, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2017).
Siapa orang super kaya dan berpengaruh tersebut, Sandiaga tak mau menyebutkannya.
Sandiaga dan rekan bisnisnya, Andreas Tjahyadi, dilaporkan pengusaha Djoni Hidayat melalui Fransiska Kumalawati Susilo ke Polda Metro Jaya pada Rabu (15/3/2017).
Sandiaga tidak memenuhi agenda pemeriksaan pada Selasa (21/3/2017) karena sedang ada agenda yang lain.
"Saya ingin mengimbau, yuk kita semua balikkan pilkada ini. Pikirkan warga yang tentunya menginginkan solusi terhadap masalah yang dihadapi," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga banyak pihak yang punya agenda terselubung dengan memanfaatkan momentum pilkada.
"Seperti dua orang super kaya ini, ingin bicara tentang hal yang lain. Tentang kantongnya mereka sendiri. Tetapi, saya tidak mau terpengaruh, saya ingin fokus untuk menghadirkan solusi," tutur Sandiaga.
Ketemu Edward dan Edwin
Setelah beberapa waktu yang lalu bertemu Edward, Sandiaga bertemu adik Edward, Edwin Soeryadjaja, semalam. Pertemuan tersebut berlangsung setelah Sandiaga dilaporkan Fransiska.
Tapi, Sandiaga membantah pertemuannya dengan Edwin terkait kasus yang menjeratnya. Pertemuan semalam, katanya, hanya membicarakan rencana pembuatan buku tentang motivasi bisnis William Soerjadjaja.
"Lebih banyak bicara tentang inspirasi yang saya dapatkan selama hampir 10 tahun saya dekat dengan pak William. Saya sudah menganggap bahwa beliau mentor saya," kata Sandiaga di Taman Mini Indonesia Indah, Cipayung, Jakarta Timur.
Sandiaga menambahkan dia dan Edwin sudah bersepakat untuk membukukan perjalanan bisnis ayahanda. Sandiaga merupakan anak angkat keluarga William.
"Untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dari motivasi usaha dari seorang yang, kalau saya bilang cukup fenomenal di dunia usaha Indonesia. Yaitu Pak William," ujar Sandiaga.
Tapi, Sandiaga mengakui dalam pertemuan, kasusnya juga disinggung. Edwin memberikan dukungan moril kepada Sandiaga. Sandiaga mengatakan berurusan dengan Edward bukanlah pertamakalinya. Namun, kata dia, perselisihan dengan Edward kali ini bermuatan politik.