Panitia Aksi Tamasya Al Maidah Mendapatkan Banyak Intimidasi

Siswanto Suara.Com
Selasa, 28 Maret 2017 | 13:30 WIB
Panitia Aksi Tamasya Al Maidah Mendapatkan Banyak Intimidasi
Pengacara Kapitra Ampera di Masjid Al Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2017). [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semenjak mengajak umat Islam seluruh Indonesia mengikuti aksi Tamasya Al Maidah pada 19 April 2017, panitia Gerakan Kemenangan Jakarta yang dipimpin Kapitra Ampera mendapatkan banyak sekali intimidasi. Aksi yang digalang Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dan Gerakan Kemenangan Jakarta ini dilakukan dengan cara memobilisasi warga untuk datang ke Jakarta untuk mengawasi tiap-tiap tempat pemungutan suara pada pilkada putaran kedua.

"Banyak sudah intimidasi, tidak terhitung," kata Wakil Ketua Gerakan Kemenangan Jakarta Farid Poniman kepada Suara.com, Selasa (28/3/2017).

Semenjak panitia Tamasya Al Maidah meluncurkan aplikasi pendaftaran yang bisa diunduh di Google Play Store sampai sekarang sudah hampir 100 ribu orang yang mendaftar.

Tapi setelah itu, kata Farid, muncul gerakan menolak aplikasi tersebut dengan cara menyerukan jangan pernah meng-install aplikasi. Sebaliknya, memberikan instruksi agar aplikasi tersebut terhapus.

"Akan di unread, begitu. Tapi, kami lawan dengan memberikan rating tinggi sehingga terjadi perimbangan antara yang undred dengan yang berikan bintang," kata Farid.

Bentuk intimidasi lainnya, kata dia, dilakukan lewat pesan WhatsApp dengan memasukkan berbagai konten tak senonoh.

"Macam-macam, Ada yang ke WA center kami yang nomornya ada di poster-poster, Itu dimasukkan video porno, dan lain-lain," kata dia.

Farid menyebut kalangan yang menolak aksi Tamasya Al Maidah menghalalkan segala cara.

Intimidasi lebih banyak disampaikan kepada panitia acara.

"Menakut-nakuti panitia. Tapi kalau menakuti umat, mereka kan sudah biasa," kata Farid.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI