Suara.com - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama mengakui sedih setelah mendengar pernyataan Cagub nomor urut tiga Anies Baswedan, saat keduanya berdebat dalam acara Mata Najwa Metro TV, Senin (27/3/2017) malam.
Pernyataan Anies yang membuat Ahok sedih adalah, dirinya bakal dipecat sebagai penasihat kalau Anies menang putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 19 April dan menjadi gubernur definitif. Padahal, sebelumnya, Anies mengatakan bakal mengangkat Ahok jadi staf ahli kalau dirinya menduduki Kursi DKI-1.
"Karena itu saya sedih banget. Dulu kan bilang mau angkat saya jadi staf ahli," kata Ahok—begitu Basuki suka disapa—kepada wartawan seusai acara.
Ahok menuturkan, mengetahui janji Anies dan pasangannya—Sandiaga Uno—soal dirinya bakal menjadi staf ahli dari media-media massa.
Baca Juga: Dua Pegawai Dishub DKI dan Juru Parkir Dibekuk Satgas Pungli
"Dia kan ngomong begitu kepada media, saya jadi penasihat. Tapi tadi tidak lagi ada ngomong penasihat, dipecat beneran saya. Sedih saja," tuturnya.
Untuk diketahui, Anies menegaskan bakal memecat Ahok saat Najwa Shihab, pembawa acara Mata Najwa, mengatakan masyarakat memunyai dua persepsi berbeda soal metode kepemimpinan antara Ahok dan Anies.
Ahok dipersepsikan pemimpin yang menyukai bicara ceplas-ceplos, mudah marah, serta mudah memecat anak buah. Sementara Anies dipersepsikan sebagai orang satun, tidak tegas, dan tak berani memecat anak buah.
Anies ternyata langsung bereaksi saat dibilang tak berani memecat anak buah.
"Tidak mungkin memecat anak buah? Saya sekarang saja sedang berupaya memberhentikan Pak Basuki dari jabatan gubernur. Jadi bagaimana dibilang tidak berani. Jangankan anak buahnya, gubernurnya saja mau diberhentikan,” tegas Anies.
Baca Juga: Bersihkan Halaman Rumah, Niko Temukan Bom Perang Dunia II
Ahok lantas balik menjawab pengandaian Anies. Ia menegaskan, hanya warga DKI yang berhak memecatnya.