Sudah dua tahun lamanya, keluarga menanti hasil penyelidikan kasus kematian Akseyna Ahad Dori (18) yang dilakukan polisi. Mahasiswa Universitas Indonesia itu ditemukan meninggal secara tak wajar di Danau Kenanga, Universitas Indonesia, pada 26 Maret 2015.
Ayahanda Akseyna, Kolonel Dinas Khusus Angkata Udara Mardoto terus mengenang kepergian Akseyna.
"Anak saya kan sebenarnya anak yang kalem, tidak banyak bermusuhan atau punya musuh," kata Mardoto, Senin (27/3/2017).
Akseyna kuliah di UI dengan mengambil jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Mardoto mengatakan keseharian anaknya hanya belajar, kuliah, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kampus.
"Kalau dari kegiatan yang diikuti kan cuma kuliah, olimpiade sama keagamaan," kata dia.
Mardoto meyakini anaknya merupakan korban pembunuhan. Dia curiga dengan salah satu rekan Akseyna.
"Jadi kami lihat kemungkinan besar, karena ada di dalam UI dan lingkungan berada di lingkungan kampus, kalau nggak di dalam kampus ya di kos. Artinya pelaku orang yang mengenal dan dikenal anak saya. Kemungkinan dari kami begitu," kata dia
Mardoto percaya polisi akan mengungkap penyebab kematian putranya.
"Tentang kasusnya, kami mengharapkan polisi untuk terus melakukan penyidikan, karena itu memang tugasnya dan makin ditingkatkan," kata dia.
Ayahanda Akseyna, Kolonel Dinas Khusus Angkata Udara Mardoto terus mengenang kepergian Akseyna.
"Anak saya kan sebenarnya anak yang kalem, tidak banyak bermusuhan atau punya musuh," kata Mardoto, Senin (27/3/2017).
Akseyna kuliah di UI dengan mengambil jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Mardoto mengatakan keseharian anaknya hanya belajar, kuliah, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kampus.
"Kalau dari kegiatan yang diikuti kan cuma kuliah, olimpiade sama keagamaan," kata dia.
Mardoto meyakini anaknya merupakan korban pembunuhan. Dia curiga dengan salah satu rekan Akseyna.
"Jadi kami lihat kemungkinan besar, karena ada di dalam UI dan lingkungan berada di lingkungan kampus, kalau nggak di dalam kampus ya di kos. Artinya pelaku orang yang mengenal dan dikenal anak saya. Kemungkinan dari kami begitu," kata dia
Mardoto percaya polisi akan mengungkap penyebab kematian putranya.
"Tentang kasusnya, kami mengharapkan polisi untuk terus melakukan penyidikan, karena itu memang tugasnya dan makin ditingkatkan," kata dia.
Saat pertamakali ditemukan, di paru - paru remaja tersebut ditemukan kandungan air dan pasir. Semula kematiannya dianggap karena bunuh diri. Belakangan, dari bukti - bukti yang didapat, polisi menduga Akseyna dibunuh.