Suara.com - Muslimat Nahdlatul Ulama menyesalkan maraknya pemasangan spanduk, yang berisi larangan menyalatkan jenazah warga DKI Jakarta yang semasa hidup menjadi pendukung Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
Spanduk tersebut marak terpajang pada masa kampanye putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 19 April 2017.
Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, spanduk propaganda seperti itu justru dapat meretakkan kehidupan harmonis masyarakat ibu kota.
Baca Juga: Nyolong Berkas Sengketa Pilkada, Tersangka Baru Ini Mengagetkan
"Menurut saya, ini akan menyebabkan friksi dalam masyarakat. Bukan hanya di antara umat Muslim, tapi warga secara umum akan terpecah," ujar Khofifah di sela-sela penutupan Rapat Pemimpin Nasional (Rapimnas) Muslimat NU di Crown Plaza, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (27/3/2017).
Karenanya, Khofifah meminta warga Muslim untuk membangun perspektif Islam yang rahmatan lil alamin, yakni agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.
"Artinya, Islam yang terus menyemai damai dan cinta kasih. Rasulullah mengajarkan bahwa perbedaan di antara umat itu adalah rahmat. Artinya, tetap damai dalam perbedaan. Jangan lantas perbedaan melahirkan friksi (keretakan)," tandasnya.