Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Djan Faridz ternyata masih membuka pintu kalau mantan Ketua Dewan Pemimpin Wilayah DKI Jakarta partai berlambang Kakbah itu, Abraham Lunggana, ingin kembali bernaung secara politis.
Namun, seperti idiom terkenal di dunia politik bahwa ’tak ada makan siang yang gratis’, terdapat syarat yang harus dipenuhi kalau Haji Lulung ingin kembali: mau mendukung Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
"Gue tegasin, kalau Haji Lulung mau balik, pasti gue maafin. Kami Partai Islam, tidak ada istilah dendam. Kami memaafkan siapa pun yang kembali ke jalan yang benar. Kalau dia balik, gue maafin," kata Djan, Minggu (26/3/2017).
Ia mengatakan, pemecatan Lulung merupakan bentu ketegasan partai terhadap kader-kadernya yang dinilai membangkang. Apalagi, pembangkangan tersebut erat terkait keputusan mengenai kontestasi politik semisal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI.
Baca Juga: Djarot: Mau Layani Warga, Harus Ditanya dulu Agamanya Apa?
Lulung, Minggu (12/3) dua pekan lalu, nekat menggelar deklarasi di Kantor DPW PPP DKI Jakarta, Buaran, Jakarta Timur, untuk mendukung pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Selain Lulung, Djan juga mempersilakan Ketua Umum PPP versi Muktamar Islah Romahurmuziy kalau ingin kembali bergabung. Namun, syarat yang diajukan kubu Djan juga sama, Roma beserta ’gerbong’ politiknya harus mau mendukung Ahok-Djarot.
Djan mengungkapnya, sudah ”mengemis: agar Romy mendukung Ahok-Djarot pada putaran kedua pilkada, setelah pasangan yang didukung mereka—Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni—dinyatakan kalah pada putaran pertama.
"Saya inginnya dia kembali, supaya kami bisa menunjukkan kepada umat Islam bahwa PPP itu Cuma satu. Jangan satu di kiri dan lainnya di kanan, betul kan,” tandasnya.
Baca Juga: Ini Risikonya Bila Pasien Diabetes Hentikan Pengobatan