Suara.com - Lagi, mantan calon wakil bupati Bekasi Ahmad Dhani membuat cuitan menghebohkan di Twitter-nya. Dilaporkan ke polisi, sepertinya tak membuat Ahmad Dhani takut untuk menyampaikan pandangannya.
Cuitan terakhir musikus tersebut diberi judul "tuduhan paling keji."
Dia membahas sikap kalangan yang menyinggung Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. GNPF MUI merupakan kelompok yang berhasil menggalang dukungan massa untuk demonstrasi pada 4 November dan 2 Desember 2016 dengan mengangkat isu yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahmad Dhani tidak terima kelompok tersebut dituduh macam-macam.
"Tuduhan paling keji di masa kini adalah menuduh bahwa GNPF MUI "ditunggangi politisi," tulis Ahmad Dhani.
Menurut Ahmad Dhani tuduhan tersebut sangat kejam.
"Tuduhan ini bahkan lebih kejam daripada kata-kata "Istrimu ditunggangi politisi" tulis Ahmad Dhani.
Ahmad Dhani dapat memahami kalau misalnya tuduhan itu berasal dari politikus.
"Kalau politisi asal nuduh itu biasa. Tapi ... kalau ada ulama menuduh GNPF MUI ditunggangi politisi... biasanya itu ulama Golkar, PDIP, Nasdem atau Hanura. Atau ulama yang sempet foto bersama Jokowi. Renungan Minggu pagi," tulis Dhani.
Ketika ditemui di Cikajang, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017), Dhani mengakui sikapnya yang keras di media sosial. Itu dia lakukan, katanya, karena kebenciannya terhadap kalangan yang tidak benar.
"Iya saya selalu menebar kebencian di twit saya, saya benci maling, pemerkosa, dan penista agama," kata Dhani.
Dhani menyadari pula sikapnya yang vulgar beresiko dilaporkan masyarakat ke polisi. Dia mengaku sudah siap menanggungnya.
"Saya nggak takut, saya benci sama perbuatan-perbuatan tadi makanya saya sebarkan lewat twit. Soal dilaporin, ya tanggapi saja saya sering dilaporkan," ujarnya.