Suara.com - Setidaknya tiga orang, termasuk seorang polisi tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam dua peristiwa ledakan bom. Menurut kepolisian setempat, ledakan terjadi di dekat tempat persembunyian kelompok militan yang digeledah oleh komando, di timur laut Bangladesh, Sabtu (25/3/2017) malam waktu setempat.
Ledakan di distrik Sylhet terjadi sehari setelah aksi bom bunuh diri di sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat Bandara utama negara itu dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.
"Dua orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka dalam salah satu ledakan di dekat tempat persembunyian itu dan seorang polisi tewas dalam ledakan kedua di depan gedung," kata perwira polisi, Rokon Uddin.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu. Komando militer telah menyerbu tempat persembunyian milik kelompok militan lokal, mereka dituduh bertanggung jawab atas serangan di sebuah cafe pada Juli 2016 di mana 22 orang tewas dalam peristiawa itu dan sebagian besar dari mereka adalah orang asing.
Baca Juga: Sempat Telan Nyawa, CPSC Kembali Lakukan Recall Hoverboard
Pada Sabtu, pusat komando militer berhasil menyelamatkan 78 orang yang terjebak di dalam sebuah gedung lima lantai selama lebih dari 24 jam dalam operasi yang hingga kini masih berlangsung.
ISIS dan Al Qaeda saling mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya warga asing, tokoh liberal, maupun anggota kelompok agama minoritas di Bangladesh, sebuah negara berpenduduk 160 juta orang yang sebagian besar menganut agama Islam.
Pemerintah sendiri sering menyangkal keberadaan ISIS maupun Al Qaeda di Bangladesh. Mereka justru menuduh kelompok militan lokal yang bertanggung jawab, meski sejumlah pakar keamanan mengatakan bahwa skala dan kerumitan serangan kafe menunjukkan adanya jaringan lintas negara. [Antara]
Baca Juga: Uber Tunda Program Mobil Swakemudi