Jokowi Tegaskan Keberagaman Bangsa Harus Dilestarikan

Sabtu, 25 Maret 2017 | 02:30 WIB
Jokowi Tegaskan Keberagaman Bangsa Harus Dilestarikan
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3/2017). [Foto Laily Rachev - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keberagaman tersebut dirasakan sendiri oleh Presiden saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Tanah Air, salah satunya adalah pengucapan salam yang berbeda-beda di setiap daerah.

"Saya dulu waktu masuk Sumatera Utara saya kaget, setahu saya kalau datang ke sini tahu saya hanya 'Horas', saya ke Nias saya mau bilang 'Horas', di sini bukan 'Horas' Pak, di sini 'Yahohu', hampir keliru, masuk lagi Karo 'Mejuah-juah', agak geser, sedikit lagi 'Juah-juah'. Coba kalau saya tahunya hanya 'Horas', nantinya ke Karo 'Horas', ke Nias 'Horas', bisa ditertawain saya," kata Presiden.

Dalam laporannya, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi mengatakan bahwa Barus adalah salah satu kota tertua di Indonesia dan sudah terkenal di seluruh dunia. Karena pada abad ke-6 Masehi serta sudah dikenal dengan hasil hutan berupa kampar dan kemenyan.

Kota ini masih menyimpan segudang misteri dan misteri ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para ahli-ahli sejarah dan arkeolog baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca Juga: Jokowi: Generasi Cerdas Kunci Menangkan Persaingan Antar Negara

"Hal ini dibuktikan dengan makam tua di kompleks pemakaman Mahligai, Barus yang dibatu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah, menguatkan adanya komunitas Muslim di daerah ini pada era itu," ujar Gubernur Sumut.

Penelitian terakhir, dilakukan oleh tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua - Barus pada tahun 1995-1999 terkait Barus kota sejarah tempat masuknya Agama Islam pertama di Indonesia.

"Dari hasil penelitian tim ini dikemukakan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Kota Barus telah menjadi sebuah perkampungan multietnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya. Hal ini disampaikan atas penemuan terhadap sejumlah benda-benda berkualitas tinggi yang usianya ditaksir sudah ratusan tahun," ucap Gubernur Sumut.

Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Hadir pula dalam acara ini, Ketua Dewan Ulama Jamiyah Batal Muslim Indonesia Syekh Ali Akbar Marbun, Wakil Rois Am PBNU KH Miftahul Ahyar dan tokoh masyarakat Tapanuli Tengah Akbar Tanjung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI