PT. Transportasi Jakarta kerjasama dengan Koperasi Wahana Kalpika. Isi nota kesepahaman yang ditandatangani pada Rabu (22/3/2017) yaitu semua angkutan kota KWK akan dijadikan pengumpan bagi layanan bus Transjakarta.
Tapi, kerjasama pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tersebut dianggap meniru program yang baru ditawarkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno di pilkada periode 2017-2022.
Tentu saja Ahok tidak terima dengan anggapan tersebut.
"Itu betul-betul, mereka (Anies-Sandi) tuh fitnah, nggak punya program ya dia?" ujar Ahok di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (24/3/2017).
Ahok menjelaskan bahwa program kerjasama tersebut sudah diatur undang-undang bahwa seluruh angkutan umum akan diintegrasikan dengan bus Transjakarta.
"Itu sesuai undang-undang lalu lintas bahwa kita mau integrasikan semua. Dan semua bus kecil dihilangkan jadi feeder. Pas dia (Anies) belom pengen jadi gubernur undang-undang itu sudah keluar tahun 2012. Jadi siapa nyontek siapa?," kata Anies.
Sebelumnya, Sandiaga mengapresiasi kebijakan pemerintah mengintegrasikan Transjakarta dengan angkutan umum. Menurut dia, gagasannya tentang program OK-Otrip telah didengarkan pemerintah.
"Itu adalah bagian dari OK-Otrip bahwa (program kami) sudah dijalankan sekarang. Itu yang kita sebut policy responseberarti dampak dan usul apa yang kita tawarkan sudah mulai diadopsi," kata Sandiaga di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).
"Kita lihatnya positif saja. Selama melakukan 'ATM' (amati, tiru, modifikasi) dengan tujuan utama demi kesejahteraan masyarakat dan Ibu Kota, it's ok, fine," Sandiaga menambahkan.
Program Ok-Otrip yang ditawarkan Anies-Sandiaga merupakan konsep untuk menerapkan tarif transportasi terintegrasi sebesar Rp5 ribu. Menurut Sandiaga konsep OK-Otrip berbeda dengan Transjakarta yang menerapkan tarif Rp3.500 untuk satu kali jalan.
Pada programnya, Sandi berjanji akan menggandeng angkot-angkot existing untuk dijadikan angkutan pengumpan. Hal ini berbeda dengan sistem Transjakarta saat ini yang angkutan pengumpannya adalah bus-bus sedang.
Tapi, kerjasama pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat tersebut dianggap meniru program yang baru ditawarkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno di pilkada periode 2017-2022.
Tentu saja Ahok tidak terima dengan anggapan tersebut.
"Itu betul-betul, mereka (Anies-Sandi) tuh fitnah, nggak punya program ya dia?" ujar Ahok di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (24/3/2017).
Ahok menjelaskan bahwa program kerjasama tersebut sudah diatur undang-undang bahwa seluruh angkutan umum akan diintegrasikan dengan bus Transjakarta.
"Itu sesuai undang-undang lalu lintas bahwa kita mau integrasikan semua. Dan semua bus kecil dihilangkan jadi feeder. Pas dia (Anies) belom pengen jadi gubernur undang-undang itu sudah keluar tahun 2012. Jadi siapa nyontek siapa?," kata Anies.
Sebelumnya, Sandiaga mengapresiasi kebijakan pemerintah mengintegrasikan Transjakarta dengan angkutan umum. Menurut dia, gagasannya tentang program OK-Otrip telah didengarkan pemerintah.
"Itu adalah bagian dari OK-Otrip bahwa (program kami) sudah dijalankan sekarang. Itu yang kita sebut policy responseberarti dampak dan usul apa yang kita tawarkan sudah mulai diadopsi," kata Sandiaga di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).
"Kita lihatnya positif saja. Selama melakukan 'ATM' (amati, tiru, modifikasi) dengan tujuan utama demi kesejahteraan masyarakat dan Ibu Kota, it's ok, fine," Sandiaga menambahkan.
Program Ok-Otrip yang ditawarkan Anies-Sandiaga merupakan konsep untuk menerapkan tarif transportasi terintegrasi sebesar Rp5 ribu. Menurut Sandiaga konsep OK-Otrip berbeda dengan Transjakarta yang menerapkan tarif Rp3.500 untuk satu kali jalan.
Pada programnya, Sandi berjanji akan menggandeng angkot-angkot existing untuk dijadikan angkutan pengumpan. Hal ini berbeda dengan sistem Transjakarta saat ini yang angkutan pengumpannya adalah bus-bus sedang.