Suara.com - Polisi masih menangani kasus penembakan terhadap pemuda bernama Irenius Bransafsafubun (21) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Selasa (21/3/2017).
Kepala Satuan Polisi Resor Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tahan Marpaung mengatakan Irenius tadinya tidak mau melaporkan kasusnya ke polisi.
"Dia (Iranius) waktu dirawat (RS Pelni), dokternya menemukan proyektil peluru. Dia (dokter) yang menghubungi polisi," kata Marpaung, Rabu (22/3/2017).
Dokter menghubungi kantor Kepolisian Resor Jakarta Barat.
"Itu laporan pertama ke Polres Jakarta Barat. Ya, itu kan TKP nya di Pusat, kami yang menangani. Anggota langsung menuju ke TKP," ujar Marpaung.
Irenius takut melapor ke polisi karena dia masih berstatus mahasiswa.
"Itu dia (Irenius) masih mahasiswa. Jadi malu. Kalau mau melapor (ke polisi)," kata Marpaung.
Tapi, Marpaung enggan menyebutkan nama universitas tempat Irenius belajar.
"Ya, mahasiswa di kampus swasta di Jakarta ya," ujar Marpaung.
Sampai sekarang siapa orang yang menembak Irenius belum terungkap.
"Pelaku masih kami selidiki. Nanti, kalau sudah berhasil kami tangkap, baru kami tahu (motifnya)," ujar Marpaung.
Kejadian tersebut, berawal ketika korban bersama rekan-rekannya, di antaranya Sendi dan Rudy, memesan minuman di kawasan Plaza Barat Senayan.
Ketika itu, sohib-sohib Irenius terlibat saling tatap dengan pelaku yang berujung ricuh. Irenius kemudian masuk ke dalam mobil, sementara pelaku berteriak meminta bantuan rekan-rekannya.
Pelaku yang memakai sepeda motor lantas mengejar mobil yang ditumpangi Irenius, dari kawasan Jalan Jenderal Sudirman menuju kawasan Semanggi.
Ketika melakukan pengejaran, pelaku melepaskan tembakan sebanyak empat kali ke arah mobil yang ditumpangi korban dan rekan-rekannya.
Nahas, peluru yang dilepaskan pelaku ternyata bersarang ke punggung kiri Irenius. Lalu, dia dibawa rekan-rekannya ke Rumah Sakit Pelni.