Situasi Kampung yang Dulu 100 Persen Warganya Coblos Ahok

Rabu, 22 Maret 2017 | 13:36 WIB
Situasi Kampung yang Dulu 100 Persen Warganya Coblos Ahok
Ilustrasi kotak suara (Antara/Rony Muharrman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peristiwa kemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat di tempat pemungutan suara 32, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, ketika itu benar-benar menghebohkan seantero Ibu Kota.

Pasalnya, Ahok-Djarot menang 100 persen. Sementara dua pasangan rival, Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno, samasekali tak ada yang memilih.

Saat ini, sebagian orang bertanya-tanya, seperti apa situasi di sana menjelang pilkada Jakarta putaran kedua. Apakah ada persiapan-persiapan khusus karena tentunya kawasan ini bakal disorot peserta pilkada.

Ketua RT 4, RW 8, Merlyn Simanungkalit (48), mengatakan tidak ada persiapan khusus menjelang pilkada putaran kedua.

"Untuk warga saya di sini tidak menyiapkan apa - apa. Biasa saja, menyambut pecoblosan putaran kedua nanti. Saat ini, warga baik- baik saja, kok," kata Merlyn ketika ditemui Suara.com di Jalan Bakti, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (22/3/2017).

Lebih jauh, Merlyn mengatakan setelah pilkada putaran kedua Anies dan Sandiaga belum pernah datang ke daerahnya.

"Ya, kalau mereka datang ya kami terima di sini (pasangan urut tiga). Biar terima juga aspirasi - aspirasi warga apa keluhannya, kan. Ya senenglah kalau datang silaturahmi sama warga di sini. Ini, loh kita, biar lihat warga di sini ya seperti ini," ujar Merlyn.

Merlyn yakin warganya memilih sesuai hati nurani. Selama ini, dia belum pernah mendengar ada warganya mendapatkan paksaan untuk memilih salah satu pasangan calon.

"Warga di sini karena hati nuraninya sendiri memilih. Jadi kami tidak ada paksaan sama sekali warga ya untuk memilih," ujar Merlyn.

Usai pemungutan suara tanggal 15 Februari 2017, kata dia, surat suara dihitung secara transparan dan disaksikan petugas, juga warga.

"Ya, pas buka kotak suara diputaran pertama saat itu, warga hanya diam saja duduk dengan tenang. Sampai akhir penghitungan nggak ada warga yang bersorak. Ya, kami juga nggak yakin juga kalau nomor dua menang saat itu sebenarnya," Merlyn menambahkan.

Merlyn mengatakan warganya sudah pintar memilih pemimpin. Mereka tentu memilih berdasarkan pertimbangan kinerja.

"Dalam pelayanan Pak Basuki, sangat dirasakan dampaknya bagi warga RT 4 sendiri. Ya seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, warga disini sudah hampir merasakan semua. Ya mungkin berasalah dengan kepemimpinan Pak Basuki. Tentunya warga dapat manfaatnya, dan kami nggak ada paksaan memilih," ujar Merlyn.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI