Baru tingkat pertama almarhum sudah dikeluarkan dari sekolah karena sifat dan tingkah lakunya yang keras. Dia tidak senang dengan pemerintahan Belanda karena politik diskriminasi terhadap militer asal Ambon yang tergabung dalam KNIL.
Dalam sejumlah literatur menyebutkan pada 1919, AJ Patty pindah ke Semarang dan mulai aktif dalam dunia kewartawanan.
Pertama kali mendirikan Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon (Maluku).
Karena perkembangan gerakan kebangsaan, organisasi yang bersifat sosial ini ditinggalkannya dan mendirikan "Sarekat Ambon" pada 9 Mei 1920 dan membawa ide organisasi ini ke ide nasionalisme Indonesia.
Baca Juga: Pelatih Myanmar Kagum Kualitas Pemain Indonesia, Siapa Saja?
AJ Patty masuk dalam Gabungan Partai Radikal (Radikale Consentratie) pada 1922.
Dia dituduh berbahaya oleh pemerintah Belanda, padahal rakyat simpatik pada Sarekat Ambon. Karena dituduh melanggar hukum (adat) dan menghasut rakyat, dia ditangkap dan ditahan oleh Asisten Residen. Kemudian dibawa ke Makassar dan diadili oleh Raad van Justitie.
Setelah dihukum, dia diringkus ke Bengkulu, selanjutnya diasingkan ke Boven Digul, Papua hingga pecah Perang Dunia II.
Pada masa Jepang, dia dapat meloloskan diri ke Australia dan saat revolusi kemerdekaan, berjuang bersama Bung Karno dalam mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Negara Kesatuan RI.
Sejumlah referensi sejarah menyebutkan AJ Patty meninggal dunia di Bandung pada 15 Juli 1947, namun ada juga yang menyebutkan dia meninggal pada 1957.
Baca Juga: Kalahkan Indonesia, Pelatih Myanmar: Nggak Penting