Suara.com - Amerika Serikat dan Inggris melarang perangkat elektronik seperti laptop dibawa masuk ke kabin pesawat. Larangan itu berlaku untuk perangkat elektronik yang dibawa penumpang dari Turki, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hal itu dilakukan untuk mencegah teroris menggunakan perangkat elektronik untuk memasukan bahan peledak tersembunyi.
Sampai akhir pekan ini sudah 9 penerbangan dari 8 negara yang sudah menjalankan peraturan itu. Penumpang masih boleh membawa ponsel, tablet dan peralatan games sebesar ponsel.
Sementara Inggris mengeluarkan perintah yang sama. Kanada dan Prancis tengan mempertimbangkan kebijakan itu untuk diadopsi. Mamun Jerman resmi tak ikuti AS.
Baca Juga: Jordania Eksekusi Mati 10 Pelaku Terorisme
"Pembatasan berada di tempat karena kecerdasan dievaluasi dan kami pikir itu adalah hal yang benar untuk dilakukan dan tempat yang tepat untuk melakukannya untuk mengamankan keselamatan masyarakat yang bepergian," kata seorang pejabat senior AS.
AS tidak memastikan sampai kapan larangan itu akan dijalankan. Namun pihak maskapai penerbangan Timur Tengah, Emirates Airline mengaku sudah menerma imbauan itu sejak 13 Oktober 2016 lalu.
Turki mengecam kebijakan AS itu. Sebab penumpang dirugikan.
"Ini tidak akan menguntungkan penumpang dan membalikkan langkah atau pelunakan yang harus diadopsi," kata Menteri Transportasi Turki Ahmet Arslan.
Turki menjamin keamanan di dalam pesawat. "Kami sudah mengambil semua jenis langkah-langkah keamanan," katanya. (AFP)
Baca Juga: Basmi Terorisme, Militer Pakistan Tewaskan 100 Teroris