Satu Petani Meninggal, Pemerintah Didesak Turun ke Kendeng

Selasa, 21 Maret 2017 | 17:36 WIB
Satu Petani Meninggal, Pemerintah Didesak Turun ke Kendeng
Puluhan petani dari kawasan Pegunungan Kendeng kembali melakukan aksi protes dengan mengecor kaki menggunakan semen di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/3/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Viva Yoga Mauladi ‎mendesak pemerintah segera melakukan verifikasi faktual atas operasional Pabrik Semen PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

Desakan itu merupakan respons atas aksi mengecor kaki pakai semen yang dilakukan Petani Kendeng, yang kekinian memakan korban seorang ibu bernama Patmi (48).

"Aksi menolak pembangunan pabrik semen itu adalah aspirasi rakyat yang harus didengar pemerintah. Karenanya, pemerintah harus melakukan verifikasi faktual di lapangan untuk mendapatkan data akurat agar perumusan kebijakannya tidak melukai hati rakyat, tetapi tidak menggangu program nasional," kata Viva, Selasa (21/3/2017).

Menurutnya, sengketa petani dan pabrik semen ini sudah masuk ranah hukum, sehingga penegak hukum harus menindaklanjutinya. Apalagi sudah ada putusan dari Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan para petani.

Baca Juga: Pilkada, Sandiaga Sumbang Rp62 Miliar Anies Cuma Rp400 Juta

Politikus Partai Amanat Nasional ini menambahkan, masalah itu tidak boleh berlarut-larut karena ditakutkan akan menimbulkan konflik horizontal.

Komisi IV DPR, kata dia, akan mengunjungi lokasi sengketa untuk mengetahui masalah konflik agraria yang terjadi dalam proses pembangunan pabrik semen itu.

"Rencananya dalam masa sidang ini, sekitar minggu awal bulan April. Tujuan kunjungan ke lapangan adalah untuk mengecek kondisi faktual pembangunan pabrik, lalu aspirasi masyarakat sekitar areal pembangunan," kata dia.

Untuk diketahui, sejumlah Petani Rembang melakukan aksi mengecor kaki dengan semen di Depan Istana Merdeka beberapa waktu lalu.

Aksi ini dilakukan karena bentuk penolakan terhadap keberadaan pabrik semen di Kabupaten Rembang yang masih beroperasi.

Baca Juga: Ibu Patmi Meninggal Usai Pasungan Semen di Kakinya Dibuka

Padahal, Mahkamah Agung sudah memenangkan gugatan Petani Rembang dan Walhi terhadap Pabrik Semen PT Semen Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI